Festival Adat Desa Guwosari jadi awal bangkitnya kebudayaan Bantul

id Tradisi wiwitan,Adat Desa Guwosari ,Kebudayaan Bantul

Festival Adat Desa Guwosari jadi awal bangkitnya kebudayaan Bantul

Adat Tradisi Wiwitan dan Permainan Tradisional yang digelar pelaku seni dan budaya di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY, Kamis (22/9/2022) (ANTARA/HO-Humas Pemkab Bantul)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengemukakan kegiatan Festival Adat Tradisi Wiwitan dan Permainan Tradisional yang digelar pelaku seni dan budaya di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan dapat menjadi awal bangkitnya kebudayaan di daerah ini.

"Ini adalah merupakan awal dari bangkitnya kebudayaan yang ada di wilayah Bantul khususnya di Kelurahan Guwosari," kata Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dalam sambutan pada kegiatan tersebut di Bantul, Kamis.

Menurut dia, terdapat lima hal yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah DIY terkait dengan keistimewaan, kabupaten itu memiliki empat kewenangan, dari mulai tata ruang, pertanahan, kelembagaan, dan yang ke empat adalah kebudayaan.

Baca juga: Wisata budaya jadi peluang pengembangan pariwisata di Sleman

"Sistem yang dibangun di dalam kebudayaan adalah membangkitkan semangat masyarakat, membangkitkan sanggar-sanggar seni di tengah-tengah masyarakat, agar supaya kita memiliki investasi SDM (Sumber Daya Manusia) di bidang kebudayaan," katanya.

Dengan demikian, kata dia, dapat mewujudkan percepatan pembangunan sekaligus, percepatan terwujudnya visi-misi pemerintah baik di DIY maupun Kabupaten Bantul, dan Guwosari menjadi salah satu kelurahan yang mendapat promosi sebagai rintisan desa budaya, yang ditetapkan pada 2021.

"Rintisan desa budaya ini mengandung satu harapan agar supaya Desa Guwosari ini ke depan akan semakin tertata lebih baik, pembangunan terwujud baik karena ada sinergi yang dibangun pemerintah desa dengan melakukan integrasi antara lembaga-lembaga yang ada di Guwosari," katanya.

Apalagi, kata dia, berbagai elemen-elemen masyarakat termasuk elemen budayanya di Desa Guwosari akan diintegrasikan untuk satu tujuan di dalam pembangunan pemerintah desa Guwosari.

"Tentunya proses ini tidak mudah, karena sebagai Rintisan Desa Budaya harus bersaing dengan kelurahan yang lain untuk bisa tercipta itu. Setelah ini, Guwosari juga akan dapat pendampingan dari Dinas Kebudayaan, agar naik tingkat menjadi desa budaya," katanya.

Lurah Desa Guwosari Masduki Rahmad mengatakan motivasi untuk mengembalikan kekuatan pertanian Guwosari sebagai Rintisan Desa Budaya dalam Upacara Wiwitan bermula ketika Guwosari mendapat predikat desa rawan pangan pada 2018.

"Pada tahun 2018, Kalurahan Guwosari mendapat predikat desa rawan pangan. Padahal, pada zaman Diponegoro, Guwosari ini jadi pusat peradaban lewat pertanian dan ketahanan pangan," katanya.

Menurut dia, upacara wiwitan merupakan tradisi ritual persembahan menjelang panen padi sebagai wujud terima kasih kepada Sang Pencipta.

"Dan ini yang menjadi alasan upacara wiwitan ditampilkan karena proses penanaman padi hingga masa panen mengandung filosofi yang pantas dilestarikan," katanya.

Baca juga: Meriahkan kawasan Malioboro, Yogyakarta gelar Sekar Rinonce