Wisata budaya jadi peluang pengembangan pariwisata di Sleman

id Wisata budaya Sleman ,Dinas Pariwisata Sleman ,Wisata religi Sleman ,Pelaku wisata Sleman ,Kabupaten Sleman ,Sleman

Wisata budaya jadi peluang pengembangan pariwisata di Sleman

Wisatawan yang mengunjungi kawasan Tlogo Putri Kaliurang turut mengikuti flashmob "Gugur gunung tandang gawe, Covid-e meh rampung, yuk makaryo rame-rame" yang dilanjutkan pentas seni dari "Langit Sore", Minggu (18/9/22). ANTARA/HO-Dispar Sleman

Sleman (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan masyarakat dan pelaku pariwisata di Sleman sudah mulai menangkap peluang pengembangan destinasi wisata budaya dan minat khusus dengan membuka destinasi baru.

"Wisata budaya dan wisata minat khusus saat ini sedang banyak digemari wisatawan, dan peluang ini banyak ditangkap masyarakat dan pelaku wisata dengan mengembangkan destinasi wisata budaya dan minat khusus," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Wasita di Sleman, Senin.

Menurut dia, destinasi wisata budaya yang mulai dikembangkan masyarakat dan pelaku wisata diantaranya Tankaman, Nawang Jagad, Jejak Kolonial, Lorong Oksigen.

Baca juga: Dispar Sleman belajar kelola wisata religi ke Kabupaten Wonosobo

"Kemudian ada juga Hargo Ecopark, Teras Kaliurang, Bukit Klangon, Teras Merapi dan lainnya," katanya.

Ia mengatakan, selain itu potensi wisata religi di Kabupaten Sleman juga akan terus dikembangkan diberbagai lokasi seperti destinasi Syeh Jumadil Qubro di Desa Wisata Turgo Purwobinangun Pakem.

"Kemudian Makam Kyai Bagus Khasantuka di Sidoagung Godean dan beberapa masjid bersejarah yaitu Masjid Mlangi, Masjid Plosokuning, Masjid Sulthoni Wotgaleh," katanya.

Wasita mengatakan, berbagai destinasi pariwisata yang ada di Kabupaten Sleman saat ini juga mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan seperti Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Tebing Breksi (Shiva Plateau) di Kapanewon (Kecamatan) Prambanan.

"Begitu pula banyak desa wisata di Sleman saat ini sudah mulai menerima tamu untuk melakukan aktivitas tradisional yang ditawarkan oleh masing-masing desa wisata," katanya.

Sementara itu pada Minggu (18/9) wisatawan yang berkunjung ke kawasan Tlogo Putri Kaliurang turut mengikuti flashmob "Gugur gunung tandang gawe, Covid-e meh rampung, yuk makaryo rame-rame" yang dilanjutkan pentas seni dari "Langit Sore".

"Wisatawan yang datang dari berbagai daerah terlihat bersemangat mengikuti gerakan flashmob yang merupakan ajakan untuk mulai menggeliatkan aktivitas pascapandemi COVID-19," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid.

Menurut dia, penyelenggaraan pentas seni dari Langit Sore, pada Minggu (18/9) kemarin dimaksudkan untuk memberikan tambahan atraksi bagi wisatawan yang datang ke objek wisata Kaliurang.

"Sambutan positif datang dari wisatawan dari berbagai daerah dengan mengikuti flashmob yang mengawali pentas seni tersebut. Kemeriahan tersebut merupakan bukti nyata bahwa sektor pariwisata di Sleman sudah mulai bergerak dan bangkit kembali," katanya.

Baca juga: Dispar Kulon Progo diminta memetakan wisata berdasarkan geografis
Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024