Sleman (ANTARA) - Kodim 0732/Kabupaten Sleman bersama Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyalurkan 100 paket bantuan bagi anak stunting dalam rangka mendukung program percepatan penurunan kasus tersebut di daerah itu.
Bantuan tersebut diserahkan oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa bersama Dandim Sleman yang sekaligus Bapak Asuh Stunting Kabupaten Sleman Letkol Arm Danny Arianto Pardamean Girsang di Balai Kelurahan Sendangadi, Kapanewon (Kecamatan) Mlati, Sabtu.
Dandim Danny Arianto mengatakan penyerahan bantuan bagi anak stunting ini merupakan kerja sama antara TNI-Polri dan Pemkab Sleman sebagai tindak lanjut dari arahan pemerintah pusat dalam hal ini Presiden RI yang memiliki prioritas program, salah satunya percepatan penurunan stunting.
"Kegiatan ini merupakan wujud sinergitas TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mendukung program percepatan penurunan stunting khususnya di wilayah Sleman," katanya.
Menurut dia, dibanding dengan kabupaten/kota di DIY, kasus stunting di Kabupaten Sleman terbilang rendah. Namun hal tersebut tidak menurunkan upaya TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk terus melakukan langkah-langkah percepatan penurunan stunting di Sleman.
Bantuan yang diserahkan dalam kesempatan tersebut, yaitu 100 paket yang terdiri atas beras 5 kilogram, minyak goreng 2 liter, telur ayam 1 kilogram, susu anak khusus, dan minuman sari kacang hijau.
Wakil Bupati Sleman juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sleman Danang Maharsa mengatakan kemiskinan dan permasalahan stunting menjadi prioritas pemerintah saat ini.
"Data terakhir 2022, stunting di Sleman mengalami penurunan," katanya.
Pada 2021 angka stunting di Sleman di angka 6,9 persen, sedangkan pada 2022 di angka 6,8 persen.
"Penurunan satu persen ini tidak bisa dilihat hanya persentase. Namun, ada perbedaan dari cakupan data pada tahun 2021 dan tahun 2022," katanya.
Ia mengatakan pada 2021 data yang dikumpulkan terkait dengan stunting hanya mencakup 63 persen dari balita di Kabupaten Sleman.
"Cakupan tersebut dikarenakan adanya kendala terlebih kondisi COVID-19. Sementara pada 2022, pendataan mencakupi hingga 93 persen balita yang ada di Sleman," katanya.
Danang mengatakan penurunan angka stunting di Sleman ini hasil dari kerja sama yang baik seluruh pihak yang berkomitmen untuk menghadapi permasalahan stunting di daerah itu.