CSIS: Neraca Pembayaran Indonesia surplus

id CSIS,Neraca Pembayaran Indonesia,Neraca Finansial,Neraca Berjalan,Windfall Profit

CSIS: Neraca Pembayaran Indonesia surplus

Tangkapan virtual Direktur Eksekutif Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri dalam CSIS Media Briefing di Jakarta, Senin (20/2/2023). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas

Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyampaikan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang masih mengalami surplus pada tahun 2022 di luar kenormalan.

Hal ini mengingat kebanyakan surplus berasal dari perdagangan barang yang disebabkan windfall profit dari kenaikan harga-harga akibat perang di Ukraina yang menciptakan hambatan supply chain pada tingkatan global.

“Kenaikan harga tidak akan bertahan lama. Ini bukan seperti windfall profit atau commodity boom pada tahun 2000an awal hingga tahun 2012, di mana terjadi lonjakan permintaan yang besar sekali akibat dari perekonomian Tiongkok yang tumbuh secara cepat,” kata dia dalam CSIS Media Briefing yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.

Saat ini, lanjutnya, windfall profit disebabkan disrupsi yang terjadi karena kondisi di Ukraina. Jika semakin lama pengaruh disrupsi kian kecil dan sudah ditemukan alternatif untuk melancarkan perdagangan barang, ungkap Yose, maka harga-harga takkan tinggi lagi yang membuat Indonesia tak bisa menikmati berbagai surplus akibat disrupsi.

Dalam kesempatan tersebut, dia menerangkan pula dua bagian besar dalam neraca pembayaran, yakni neraca berjalan dan neraca finansial. Seandainya neraca berjalan negatif, diusahakan neraca finansial positif, begitu pun sebaliknya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Neraca Pembayaran Indonesia 2022 surplus dinilai di luar kenormalan

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024