Pemkab Bantul gandeng IDI tanggulangi stunting di wilayah kasus tertinggi

id Penanganan stunting ,Ikatan dokter Indonesia ,Desa Selopamioro ,Intervensi gizi anak

Pemkab Bantul gandeng IDI tanggulangi stunting di wilayah kasus tertinggi

Salah satu upaya penanggulangan stunting di Kelurahan Selopamioro, Kabupaten Bantul, DIY, oleh Pemkab bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (ANTARA/HO-Humas Pemkab Bantul)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat untuk menanggulangi stunting pada anak di Kelurahan Selopamioro, salah satu wilayah dengan jumlah kasus tertinggi.

"Pemkab apresiasi kepada IDI DIY dan Bantul yang memfokuskan untuk memberikan pendampingan dalam penanggulangan stunting di Selopamioro, Imogiri. Di Bantul kasus stunting yang paling tinggi ada di Kelurahan Selopamioro," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Bantul Agus Tri Widiyantara di Bantul, Minggu.

Menurut dia, angka kasus stunting di Kelurahan Selopamioro, Imogiri sebanyak 151 anak. Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di seluruh Kabupaten Bantul masih sekitar 12 persen.



"Sehingga, dengan adanya IDI Beraksi di Kelurahan Selopamioro tersebut, menunjukkan adanya kolaborasi dari berbagai pihak untuk bisa bersama--sama menurunkan angka stunting yang ada di Bantul," katanya.

Dia mengatakan berbagai upaya akan terus dilakukan pemkab bersama dengan pemangku kepentingan terkait, organisasi-organisasi profesi yang ada di Bantul, bahkan belum lama ini bersama Polres dengan Kodim juga melakukan upaya penanganan stunting di Selopamioro.

"Jadi, kita berupaya penanganan stunting ini akan kita keroyok ramai--ramai agar stunting nantinya tidak ada lagi di Bantul," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pemerintah daerah juga akan melakukan analisis kenapa di Kelurahan Selopamioro angka stunting cukup tinggi, apakah dari pola makan atau perilaku, atau dari sisi genetik yang berpengaruh pada kondisi anak stunting (gagal tumbuh).

"Kita akan lakukan analisis, akan menemukan formula kira-kira apa penyebab di Selopamioro cukup tinggi, bahkan paling tinggi dibandingkan dengan kelurahan yang lain. Dari analisis tersebut, kita harapkan jadi bahan untuk penanganan mencari solusinya seperti apa," katanya.



Dia mengatakan penanganan stunting juga akan difokuskan pada balita yang sudah stunting dengan memberikan gizi yang cukup, dengan harapan balita akan berubah dari stunting menjadi punya gizi lebih baik, tinggi badan bisa meningkat, sehingga kasus stunting bisa diturunkan.

"Dengan intervensi gizi itu kita harapkan nanti balita stunting bisa lebih baik, jadi tinggi badan bisa naik. Tentu kita ada target, kita bertahap, kita turunkan lagi. Pada 2025 harapannya angka stunting di Bantul sekitar enam persen," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024