Chisinau (ANTARA) - Sebagian besar warga negara Moldova menentang kemungkinan negara itu untuk melepaskan sikap netral dan bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Presiden Moldova Maia Sandu, Selasa (11/4).
"Kehendak rakyat dibutuhkan untuk merealisasi ide ini mengingat bergabungnya Moldova ke dalam NATO akan mengubah konstitusi yang juga memerlukan proses referendum. Namun, hasil jajak pendapat hari ini menunjukkan bahwa tidak ada dukungan serius untuk melepaskan sikap netral," ungkap Sandu dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal.
Jajak pendapat menunjukkan sebesar 55 persen warga Moldova menolak keras rencana untuk bergabung dengan NATO, sementara hanya 27 persen yang mendukung rencana tersebut.
Kendati demikian, Sandu mengatakan bahwa pihaknya tetap tidak menutup kemungkinan Moldova bergabung dengan NATO di tengah krisis yang terjadi di Ukraina.
Sang presiden juga menyatakan minatnya untuk meningkatkan kerja sama dengan NATO dalam upaya memperkuat angkatan bersenjata Moldova.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Moldova: Mayoritas warga tolak gabung NATO
Berita Lainnya
NATO didesak intensifkan dukungan untuk Ukraina
Jumat, 26 April 2024 20:14 Wib
NATO kerahkan 33 ribu prajurit dekat perbatasan Rusia
Selasa, 23 April 2024 20:50 Wib
Kekalahan Ukraina sama artinya kekalahan Barat
Senin, 8 April 2024 20:52 Wib
Pasukan NATO dikirim ke Ukraina berarti Perang Dunia III
Sabtu, 16 Maret 2024 7:08 Wib
Pasukan NATO sudah di Ukraina
Selasa, 12 Maret 2024 6:37 Wib
Dukung Ukraina, Presiden Biden "kerja mati-matian" satukan NATO
Sabtu, 9 Maret 2024 8:36 Wib
1.000 lebih diplomat Rusia diusir negara-negara NATO
Kamis, 7 Maret 2024 11:12 Wib
Presiden Putin: Campur tangan NATO di Ukraina bakal tragis
Jumat, 1 Maret 2024 3:29 Wib