Yogyakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Ova Emilia optimistis Indonesia keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah (middle income trap) sebelum 2045 dengan didukung penguatan pembangunan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi.
"Harapannya Indonesia bisa keluar dari 'middle income trap' sebelum tahun 2045 agar setara dengan negara berpendapatan tinggi, dimana kemiskinan dan ketidaksetaraan menjadi bagian dari problem yang perlu diatasi bersama," kata Ova saat acara Wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode III TA 2022/2023 di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Rabu.
Untuk menghadapi tantangan masa depan, Ova mengatakan Indonesia telah menetapkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai Negara Nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan dengan memiliki ketahanan, kemandirian, ketangguhan, berdaya saing, unggul, inovatif, seimbang dan lestari.
Menurut dia, Indonesia di masa depan harus memiliki sumber daya manusia unggul sekaligus menjadi pusat pendidikan serta peradaban, berdaya di bidang teknologi, hingga memiliki kemandirian yang berpengaruh di Asia Pasifik.
"Menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia, dimana ketahanan pangan, ketahanan energi, dan komitmen terhadap lingkungan hidup menjadi prinsip utama pembangunan sebagai satu kesatuan siklus hidup," ujar dia.
Cita-cita luhur tersebut, menurut Ova, perlu didukung dengan penguatan pembangunan SDM serta penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Pendidikan, kata dia, menjadi salah satu faktor penting untuk membentuk SDM unggul, berkarakter, berbudaya, beretos kerja, dan tangkas berteknologi untuk mempercepat pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Hingga saat ini, ia menilai, transformasi pembangunan mulai diupayakan, di antaranya melalui pengembangan ekosistem dan industri kreatif digital untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia di masa depan.
Situasi tersebut, menurut Ova, dapat memberikan gambaran bahwa tantangan masa depan harus dihadapi dengan bekal kompetensi pengetahuan yang sudah dimiliki.
"Diperlukan sumber daya manusia yang 'agile' (gesit), inovatif, kreatif, dan kolaboratif dalam merespons perubahan lingkungan nasional maupun global," ujar dia.
Karena itu, Ova Emilia berharap kompetensi serta karakter kepribadian yang dimiliki para wisudawan UGM mampu menjadi bekal dalam menghadapi kompleksitas tantangan masa depan.
"Teruslah menjadi sosok pembelajar sepanjang hayat. Tingkatkan kemampuan dan kapasitas diri di manapun Saudara sekalian berada," ujar Ova di hadapan ribuan wisudawan UGM.
UGM mewisuda 1.254 lulusan sarjana dan diploma empat, terdiri atas 1.201 orang lulusan Program Sarjana, termasuk 1 orang wisudawan berasal dari Warga Negara Asing, 53 lulusan Program Sarjana Terapan atau Diploma Empat, dan 38 lulusan dari periode sebelumnya yang mengikuti prosesi wisuda Periode III TA 2022/2023.
Berita Lainnya
Guru Besar UGM: Anemia aplastik akibat obat jarang terjadi
Sabtu, 20 April 2024 3:28 Wib
Ahli nuklir tersangka penggelapan -TPPU diburu polisi
Jumat, 19 April 2024 20:22 Wib
Prodi Antropologi UGM tembus peringkat 51 dunia
Kamis, 18 April 2024 13:29 Wib
FKKMK UGM memastikan perhatikan kesehatan mental calon dokter spesialis
Kamis, 18 April 2024 2:10 Wib
Pengamat UGM: Pekerjaan di sektor pertanian perlu perhatian lebih besar
Jumat, 5 April 2024 22:49 Wib
Psikolog UGM sebut pelaku kekerasan anak cenderung punya gangguan mental
Jumat, 5 April 2024 0:03 Wib
Prabowo dan Megawati berpotensi bertemu
Sabtu, 30 Maret 2024 20:28 Wib
Kontrol pemerintahan, Ketua DPR RI harus dari pemenang Pemilu 2024
Jumat, 29 Maret 2024 4:30 Wib