Gunungkidul, DIY (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan kepada masyarakat tetap menjaga kesehatan dan protokol kesehatan meski status pandemi COVID-19 sudah menjadi endemi.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Jumat, menyambut baik adanya penurunan status pandemi menjadi endemi COVID-19.
"Saat ini, kehidupan masyarakat telah kembali normal seperti sebelum terjadi penyebaran COVID-19," katanya.
Ia berharap dengan status endemi COVID-19 ini, perekonomian di Gunungkidul bisa tumbuh lebih pesat lagi.
Meski demikian, pemkab mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan terus menjaga kesehatan.
Adapun penerapan protokol kesehatan disesuaikan dengan kesehatan masing-masing orang.
“Kalau sehat tidak perlu pakai masker. Tapi, kalau sakit, batuk-batuk bisa tetap menggunakan masker,” kata Sunaryanta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan perawatan pasien COVID-19 tidak lagi gratis. Hal ini sejalan dengan diturunkannya status dari pandemi menjadi endemi.
Ia mengatakan upaya penanganan terhadap pasien COVID-19 tetap dilakukan, meski statusnya telah diturunkan. Hanya saja, perawatan tidak lagi gratis karena ada biaya yang harus ditanggung.
Meski demikian, pembayaran tidak berlaku bagi pemegang kartu BPJS Kesehatan. Seluruh biaya bisa tanggung menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional ini.
"Adapun beban biaya hanya diberikan kepada pasien yang belum masuk kepesertaan BPJS Kesehatan," katanya.
Data terakhir pencatatan pada 22 Juni 2023 terdapat 23.673 orang. Adapun yang dinyatakan sembuh ada 22.424 orang, kasus aktif ada delapan orang serta warga meninggal dunia akibat terinfeksi corona sebanyak 1.241 kasus.
Ia berharap kepada masyarakat untuk mewaspadai penularan virus corona. Statusnya telah diturunkan. Pencegahan bisa dilakukan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, serta menjalankan pola hidup bersih dan sehat.
“Jangan lupa makan-makanan bergizi dan rajin berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit,” demikian Dewi Irawaty.