"Grebeg Suro" jadi festival internasional
Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengapresiasi penyelenggaraan Grebeg Suro di Kabupaten Bonorogo, Jawa Timur, yang menurutnya memiliki karakter khas dan nilai kekuatan budaya tinggi, sehingga layak dia usulkan menjadi festival internasional.
"Saya rasa FNRP (Festival Nasional Reyog Ponorogo) ini sudah layak dijadikan festival internasional," kata Sandiaga saat berkunjung ke Kabupaten Ponorogo sejak Sabtu (15/7) malam hingga Minggu.
Selama kunjungannya di Kota Reyog ini, Sandiaga tampak menikmati seluruh rangkaian kegiatan Grebeg Suro. Mulai dari festival reyog remaja, reyog anak, festival reyog wayang golek, pameran bonsai hingga Festival Nasional Reyog Ponorogo yang menjadi ikon puncak atau maskot rangkaian Grebeg Suro.
Menurut Menparekraf Sandiaga, Grebeg Suro tahun depan bisa ditingkatkan dengan mendatangkan peserta dari luar negeri.
Sandiaga mengaku sempat bertemu dengan sejumlah peneliti dari luar negeri, di antaranya dari Polandia, Australia dan Inggris. Para peneliti dari Eropa ini mengaku tertarik untuk membawa kesenian Reyog ke negara asalnya.
"Ditingkatkan tahun depan ada peserta dari luar negeri, sehingga event ini berganti bukan hanya 'top ten' tapi juga menjadi pagelaran bulanan yang kita proyeksikan," katanya.
Kata dia, setiap pementasan reyog, baik yang digelar dalam satu kegiatan budaya maupun yang bersifat pementasan hiburan, semuanya tetap memiliki dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di tingkat mikro.
Sandiaga memberi contoh dalam sekali pentas selalu melibatkan SDM dengan keahlian berbeda, mulai dari penari, musik, kostum, MC. Lalu ada efek domino untuk pedagang kaki lima, UMKM hingga pernak pernik Reyog.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menparekraf Sandiaga usulkan Grebeg Suro jadi festival internasional
"Saya rasa FNRP (Festival Nasional Reyog Ponorogo) ini sudah layak dijadikan festival internasional," kata Sandiaga saat berkunjung ke Kabupaten Ponorogo sejak Sabtu (15/7) malam hingga Minggu.
Selama kunjungannya di Kota Reyog ini, Sandiaga tampak menikmati seluruh rangkaian kegiatan Grebeg Suro. Mulai dari festival reyog remaja, reyog anak, festival reyog wayang golek, pameran bonsai hingga Festival Nasional Reyog Ponorogo yang menjadi ikon puncak atau maskot rangkaian Grebeg Suro.
Menurut Menparekraf Sandiaga, Grebeg Suro tahun depan bisa ditingkatkan dengan mendatangkan peserta dari luar negeri.
Sandiaga mengaku sempat bertemu dengan sejumlah peneliti dari luar negeri, di antaranya dari Polandia, Australia dan Inggris. Para peneliti dari Eropa ini mengaku tertarik untuk membawa kesenian Reyog ke negara asalnya.
"Ditingkatkan tahun depan ada peserta dari luar negeri, sehingga event ini berganti bukan hanya 'top ten' tapi juga menjadi pagelaran bulanan yang kita proyeksikan," katanya.
Kata dia, setiap pementasan reyog, baik yang digelar dalam satu kegiatan budaya maupun yang bersifat pementasan hiburan, semuanya tetap memiliki dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di tingkat mikro.
Sandiaga memberi contoh dalam sekali pentas selalu melibatkan SDM dengan keahlian berbeda, mulai dari penari, musik, kostum, MC. Lalu ada efek domino untuk pedagang kaki lima, UMKM hingga pernak pernik Reyog.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menparekraf Sandiaga usulkan Grebeg Suro jadi festival internasional