Yogyakarta (ANTARA) - Ratusan petani muda dari berbagai daerah di Indonesia yang bergabung dalam UPLAND Project dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian berkumpul di Yogyakarta, Kamis, belajar membuat korporasi mandiri untuk ekspor.
Project Management Unit UPLAND Project Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Farakka Sari mengatakan pemerintah ingin membangun kemandirian petani, salah satu caranya dengan membangun korporasi di tingkat petani.
Menurut dia, ketika para petani berkumpul, punya usaha kuat dan bisa membiayai diri sendiri, pemerintah berharap mereka bisa lebih sejahtera. Pemerintah ingin membangun kemampuan pemasaran mereka.
"Kami sempat belajar ke Kulon Progo, ada lembaga yang melakukan lelang produk pertanian petani. Kelebihannya bisa menguntungkan petani, kami ajak ke situ untuk nantinya dikembangkan di daerah masing-masing untuk memaksimalkan pertanian di daerah," katanya.
Beberapa narasumber, kata dia, dihadirkan dalam proses belajar tersebut termasuk Diapora Indonesia yang memiliki pengalaman ekspor hasil pertanian. Ada ratusan petani dari enam kabupaten yang hadir, yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Subang, Tasikmalaya, dan Sumenep.
Farakka mengemukakan, capaian bagus korporasi petani sudah muncul seperti dari Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang telah berhasil mengekspor produk lada ke Jepang. Bahkan, saat ini telah berkontrak secara kontinue untuk mensuplai pasar di Negeri Sakura tersebut.
Selain itu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, juga telah berhasil mengolah produk bawang merah goreng dan mampu mensuplai untuk pasar di Belanda. Harapannya, hal-hal ini bisa semakin banyak di daerah lain.
UPLAND merupakan program terintegrasi yang memberikan dukungan dalam sektor hulu atau produksi melalui infrastruktur pertanian seperti usaha tani, irigasi, alat dan mesin pertanian, dan alat pengolahan pascapanen.
Pada aspek peningkatan sumberdaya manusia, petani yang menjadi peserta program UPLAND juga diberikan pendidikan melalui pelatihan seperti sekolah lapangan, pelatihan pemasaran, dan aspek-aspek literasi keuangan.
"Kami juga memberikan dukungan dalam upaya adopsi teknologi maju melalui kegiatan adaptive research. Kami yakin jika sektor hulu dan sektor hilir (pascapanen) terintegrasi dalam satu konsep bisnis yang baik, kesejahteraan petani melalui peningkatan kualitas produk dan peningkatan harga bukan sesuatu yang tidak mungkin," kata Farakka.
Berita Lainnya
Kasus SYL berpotensi meluas ke TPPU
Jumat, 3 Mei 2024 0:07 Wib
RI minta Yordania buka pasar ekspor-investasi pertanian
Kamis, 2 Mei 2024 6:39 Wib
Pemerintah siapkan Duta Petani Muda percepat regenerasi petani RI
Kamis, 2 Mei 2024 6:08 Wib
RI-Iran kerja sama teknologi pertanian-ilmu pengetahuan
Selasa, 30 April 2024 10:04 Wib
Kementan dukung pompanisasi tingkatkan produksi pertanian di Gunungkidul
Senin, 22 April 2024 18:07 Wib
61 petani muda Indonesia dikirim ke Taiwan untuk magang
Minggu, 21 April 2024 0:56 Wib
Petani muda Indonesia mengoptimalkan pertanian di lahan rawa
Sabtu, 20 April 2024 17:53 Wib
Dengar kesaksian eks ajudan, SYL emosi
Kamis, 18 April 2024 3:44 Wib