Torch buka gerai di Yogyakarta, adaptasi sistem online to offline

id Store torch ,Sistem online to offline ,Produk pakaian dan peralatan rekreasi

Torch buka gerai di Yogyakarta, adaptasi sistem online to offline

Store torch di Jogja City Mall Yogyakarta (ANTARA/Hery Sidik)

Yogyakarta (ANTARA) - Torch, perusahaan asal Kota Bandung, yang memproduksi pakaian dan peralatan rekreasi alam membuka gerai di Jogja City Mall Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan mengadaptasi penjualan dengan sistem online to offline (O2O).

"Sistem O2O ini diadaptasi untuk memberikan kemudahan kepada konsumen, sehingga konsumen bisa memesan produk secara online dan mengambil produknya langsung di offline store," kata COO Torch Ivan Kurniawan saat membuka store di Jogja City Mall, Yogyakarta, Sabtu.

Selain itu, kata dia, konsumen bisa berbelanja secara online untuk dikirimkan ke alamat tertentu dengan pengiriman lokal sehingga produk sampai lebih cepat.

Selanjutnya konsumen juga bisa berbelanja di offline store dan dikirimkan ke alamat tertentu.

"Sistem O2O menjadi salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan budaya masyarakat. Tetapi tidak berhenti di sistem O2O, Torch pun mengembangkan fitur lainnya untuk hadir di offline storenya," katanya.

Di dalam offline store, tersedia ruang khusus bagi banyak talent yang hobi untuk berbicara dan tampil percaya diri di depan kamera, juga disiapkan ruangan khusus untuk live streaming, sehingga pengunjung bisa menonton live streamer sedang preview produk.

"Live streamer bisa menyalurkan hobinya dan mengajak konsumen untuk berbelanja dengan sistem O2O. Hadirnya fitur live streaming di dalam offline store membuka banyak kesempatan bagi talent-talent lokal untuk berkarya bersama," katanya.

Sementara itu, CDO Torch Hanafi Salman mengatakan fenomena berbelanja online menjadi budaya yang populer di Indonesia. Menurut laporan terbaru dari firma riset We Are Social, sebanyak 178,9 juta penduduk Indonesia memilih berbelanja secara online sepanjang tahun 2022 hingga awal 2023.

"Angka ini mengalami kenaikan sebesar 12,8 persen dari tahun sebelumnya. Terlebih, masyarakat Indonesia disajikan beragam aplikasi belanja online yang memudahkan untuk mendapatkan kebutuhannya
tanpa perlu pergi kemana-mana," katanya.

Fenomena tersebut menurut dia, menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan oleh toko offline yang sudah eksis bahkan sebelum toko online menjadi populer.

"Namun perubahan dan pergerakan budaya yang dinamis di masyarakat, membuat para pekerjanya harus lebih kreatif untuk dapat mengikuti perubahan tersebut. Salah satunya dengan sistem O2O," katanya.