Gubernur DIY panen perdana bawang merah agro-electrifying di Bantul
Bantul (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama pejabat Kementerian Pertanian RI mengawali panen perdana bawang merah program agro-electrifying di bulak milik Gabungan Kelompok Tani Paris Makmur, Kelurahan Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY.
"Bawang merah maupun tanaman hortikultura secara umum merupakan komoditas andalan, utamanya untuk Kabupaten Bantul dan umumnya untuk DIY," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) DIY Sugeng Purwanto dalam laporan di sela panen perdana bawang merah di Bantul, Kamis sore.
Menurut dia, di lokasi Gapoktan Paris Makmur lahan seluas 200 hektare ditanami bawang merah, dengan konsep agro electrifiyng.
"Artinya segala kegiatan yang terkait dengan budidaya khususnya yang membutuhkan
power kami sudah meninggalkan disel dan lain-lain. Dengan penggunaan listrik memang ada efisiensi untuk kegiatan budidaya sampai 70 persen," katanya.
Bahkan, kata dia, sementara untuk lahan dan lapangan bisa terbebas dari polusi, solar dan lain lain.
Dia mengatakan, dalam rangka kegiatan panen bawang merah program agro electrifying ini, pihaknya sudah melakukan ubinan atau penghitungan, bahwa produktivitas panen rata-rata antara 18 sampai 20 ton per hektare.
"Untuk satu hektare plus minus petani bisa mendapatkan hasil di atas Rp200 juta, sementara untuk biaya produksinya sebesar Rp130 juta sampai Rp150 juta per hektare, artinya petani kita sudah cukup kaya dengan hasil ini," katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor unggulan pembangunan Kabupaten Bantul selain industri dan pariwisata.
"Karena itu, inovasi-inovasi baru bidang pertanian terus kami dorong agar pertanian di Bantul ini semakin modern, efektif, efisien, produktif yang pada akhirnya akan menyejahterakan petani," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam pengembangan dan kemajuan sektor pertanian Bantul, salah satunya melalui inovasi elektrifikasi pertanian di kawasan selatan Bantul, di mana pengembangan kawasan selatan DIY ini merupakan bagian dari visi pembangunan Gubernur DIY.
"Program elektrifikasi pertanian adalah bukti nyata, komitmen kita bersama untuk mendorong pertanian yang modern dan efisien. Melalui inovasi ini, petani dapat menekan biaya produksi utamanya untuk biaya pengairan, yang sebelumnya menggunakan mesin pompa berbahan BBM dengan biaya tinggi," katanya.
"Bawang merah maupun tanaman hortikultura secara umum merupakan komoditas andalan, utamanya untuk Kabupaten Bantul dan umumnya untuk DIY," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) DIY Sugeng Purwanto dalam laporan di sela panen perdana bawang merah di Bantul, Kamis sore.
Menurut dia, di lokasi Gapoktan Paris Makmur lahan seluas 200 hektare ditanami bawang merah, dengan konsep agro electrifiyng.
"Artinya segala kegiatan yang terkait dengan budidaya khususnya yang membutuhkan
power kami sudah meninggalkan disel dan lain-lain. Dengan penggunaan listrik memang ada efisiensi untuk kegiatan budidaya sampai 70 persen," katanya.
Bahkan, kata dia, sementara untuk lahan dan lapangan bisa terbebas dari polusi, solar dan lain lain.
Dia mengatakan, dalam rangka kegiatan panen bawang merah program agro electrifying ini, pihaknya sudah melakukan ubinan atau penghitungan, bahwa produktivitas panen rata-rata antara 18 sampai 20 ton per hektare.
"Untuk satu hektare plus minus petani bisa mendapatkan hasil di atas Rp200 juta, sementara untuk biaya produksinya sebesar Rp130 juta sampai Rp150 juta per hektare, artinya petani kita sudah cukup kaya dengan hasil ini," katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor unggulan pembangunan Kabupaten Bantul selain industri dan pariwisata.
"Karena itu, inovasi-inovasi baru bidang pertanian terus kami dorong agar pertanian di Bantul ini semakin modern, efektif, efisien, produktif yang pada akhirnya akan menyejahterakan petani," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam pengembangan dan kemajuan sektor pertanian Bantul, salah satunya melalui inovasi elektrifikasi pertanian di kawasan selatan Bantul, di mana pengembangan kawasan selatan DIY ini merupakan bagian dari visi pembangunan Gubernur DIY.
"Program elektrifikasi pertanian adalah bukti nyata, komitmen kita bersama untuk mendorong pertanian yang modern dan efisien. Melalui inovasi ini, petani dapat menekan biaya produksi utamanya untuk biaya pengairan, yang sebelumnya menggunakan mesin pompa berbahan BBM dengan biaya tinggi," katanya.