Jakarta (ANTARA) - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan bahwa inovasi aplikasi “Si Centing Siamasei” yang diigagas oleh Kepolisian Daerah Sulawesi Barat (Polda Sulbar) berguna bagi ibu hamil dan melahirkan untuk menurunkan angka stunting.
"Berkaitan dengan angka stunting, ternyata angka kematian ibu dan anak di Sulbar juga masih di atas rata-rata nasional. Dengan aplikasi ini, kita dapat memberi perhatian kepada ibu hamil dan ibu yang baru saja melahirkan secara lebih efektif," katanya dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.
Aplikasi “Si Centing Siamasei” merupakan aplikasi pertama di Indonesia untuk mendeteksi masalah stunting pada bayi di bawah lima tahun (balita) yang merujuk pada perkembangan fisik dan kesehatannya, sekaligus dapat menghubungkan bayi-bayi yang terindikasi stunting tersebut dengan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulbar.
Hasto menegaskan, angka stunting sangat berkaitan dengan jumlah anak, untuk itu ia berpesan kepada jajaran Polda dan seluruh pemangku kepentingan di Sulbar agar terus meningkatkan pelayanan kontrasepsi demi mengurangi angka kelahiran yang terlalu muda dan jumlah anak yang berlebihan.
"Titip kepada Pak Kapolda dan jajaran, mungkin bisa bersama-sama mendukung bagaimana pelayanan kontrasepsi di Mamuju karena jumlah anak masih terlalu banyak, rata-rata 2,5. Selain itu, angka kelahiran usia muda (15-19 tahun) juga masih tinggi, terutama Mamuju Tengah, Mamasa," katanya.
Ia berharap dengan diluncurkannya aplikasi ini, dapat menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi, serta dimanfaatkan secara maksimal oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mendampingi keluarga berisiko stunting.
"Nanti di aplikasi Si Centing bisa dimasukkan semua yang lahir setiap hari di seluruh Sulbar. Jumlahnya hanya 70-80 jiwa per hari yang melahirkan, sehingga akan ketahuan, rata-rata ada sekitar 20 bayi yang panjang badannya kurang dari 48 cm,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN: Inovasi "Si Centing" berguna bagi ibu hamil dan melahirkan