Pemda DIY mengkampanyekan pencegahan kekerasan melalui "Gema Tiker"

id kekerasan,Pemda DIY,gema tiker

Pemda DIY mengkampanyekan pencegahan kekerasan melalui "Gema Tiker"

Pemda DIY meluncurkan buku pintar "Gema Tiker" dalam rangkaian peringatan Hari Anti Kekerasan DIY 2023 di Taman Pintar Kota Yogyakarta, Senin (20/11/2023). (ANTARA/HO-Pemda DIY)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kampanye untuk mencegah dan menekan kasus kekerasan, utamanya terhadap perempuan dan anak, melalui peluncuran buku pintar "Gema Tiker".

Buku pintar "Gema Tiker" atau Gerakan Bersama Anti Kekerasan diluncurkan dalam rangkaian peringatan Hari Anti Kekerasan DIY pada 2023 di Taman Pintar Kota Yogyakarta, Senin.

"Melalui buku ini kami ingin masyarakat yang tahu di sekitarnya ada kekerasan paham harus melakukan apa," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana DIY Erlina Hidayati Sumardi.

Buku pintar "Gema Tiker" juga berisi informasi layanan-layanan yang disediakan untuk perempuan korban kekerasan.

Selain itu, terdapat edukasi bagi masyarakat mengenai akses bagi korban kekerasan agar mereka lebih berani bertindak dengan tepat.

"Harapan kami, buku saku ini bisa membantu agar masyarakat lebih 'aware' (menyadari). Paham apa yang harus dilakukan, paham pencegahannya juga, sehingga angka kekerasan menurun dan hilang sama sekali," ucap dia.

Dia berharap, keluarga di DIY sadar dan mampu memperbaiki ketahanan dari sisi ekonomi, kesehatan mental, dan psikologis.

"Kami juga berharap para keluarga yang istimewa ini juga memperhatikan segala aspek, terutama asupan gizi keluarga, supaya terhindarkan dari stunting. Memberikan perhatian pula agar anak-anak memiliki tumbuh kembang yang optimal sehingga bisa menyongsong masa depan yang baik," kata Erlina.

Selain itu, kata dia, di setiap sekolah dan kampus di DIY juga dibacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Hari Anti Kekerasan Tahun 2023 untuk menyadarkan peserta didik agar tidak melakukan kekerasan serta perundungan yang bisa menghancurkan mental.

"Dengan semua bergerak baik dari anggota-anggota perlindungan korban kekerasan, dari institusi-institusi, masyarakat, kelompok-kelompok, perusahaan, kampus dan sekolah ini, akan mampu mendukung kami untuk bisa menurunkan angka kekerasan," kata dia.

 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024