BRIN: "Branding" untuk wujudkan desa mandiri

id Branding Desa,Desa Mandiri,Desa Maju,otonomi Desa,BRIN

BRIN: "Branding" untuk wujudkan desa mandiri

Pedagang menjajakan dagangannya di atas jukung (perahu) di Desa Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (8/6/2022). ANTARA/Bayu Pratama S.

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penerapan branding guna terwujudnya desa mandiri agar perencanaan serta perancangan pembangunan memiliki identitas berdaya saing sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan di tingkat desa.

"Branding desa ini suatu hal yang perlu didiskusikan karena sekarang sedang populer sehingga kemandirian desa itu bisa terwujud," kata Kepala Pusat Riset Pemerintah Dalam Negeri BRIN Mardiyanto Wahyu Tryatmoko dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Ia mengungkapkan secara tipologi di Indonesia baru terdapat sekira 35 persen desa maju dan mandiri, sedangkan desa kategori berkembang masih mendominasi yakni sebesar 45,77 persen.

Kemudian masih terdapat 12,47 persen desa tertinggal dan 5,99 persen berstatus sangat tertinggal.

"Potensi branding desa sangat besar paling tidak bisa menaikkan peringkatnya menjadi desa dengan kategori maju dan mandiri," kata Wahyu.

Wahyu menjelaskan branding membutuhkan beberapa hal termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi potensi lokal, kemampuan untuk memahami karakteristik, kemudian kemampuan untuk mengkomunikasikan potensi desa, dan menggunakan sumber daya yang ada di desa.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN dorong "branding" guna terwujudnya desa mandiri
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024