DKPP sebut gerakan tanam antisipasi lahan belum dimanfaatkan pertanian

id Gerakan tanam ,Pertanian Bantul ,Antisipasi tanah bero

DKPP sebut gerakan tanam antisipasi lahan belum dimanfaatkan pertanian

Gerakan tanam padi di Bulak Blawong, Kelurahan Trimulyo, Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan bahwa gerakan tanam padi program pemerintah bersama Kementerian Pertanian sebagai antisipasi lahan atau sawah belum dimanfaatkan untuk pertanian.

"Kemarin kan ada El Nino, musim hujan juga agak mundur, ini pemerintah mengadakan gerakan tanam antisipasi banyak tanah yang 'bero' atau lahan belum dimanfaatkan untuk segera dimanfaatkan," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo di Bantul, Kamis.

Menurut dia, gerakan tanam padi di Bantul salah satunya dilakukan oleh kelompok tani Barokah di Bulak Blawong, Kelurahan Trimulyo, Jetis yang langsung mendapat kunjungan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Rabu (24/1).

Dia mengatakan, dengan gerakan tanam maka tanah bero atau belum dimanfaatkan untuk tanaman pangan harapannya pada Januari untuk segera dimanfaatkan petani untuk ditanami terutama padi dan jagung.

"Harapannya untuk menuju swasembada pangan ke depan. Dan Pak Menteri melakukan gerakan tanam di bulak Blawong Trimulyo Jetis, dilanjutkan pengarahan kepada penyuluh dan petani di Stadion Sultan Agung Bantul," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, dalam mendukung kegiatan tanam tanaman pangan di masa tanam 2024, pihaknya pada tahun anggaran 2023 sudah mengusulkan ke pemerintah pusat bantuan bibit padi, jagung dan bibit tanaman buah lainnya.

"Yang bantuan untuk Bantul itu sudah usulan 2023, jadi sudah masuk Dipa APBN, karena dari kabupaten kabupaten provinsi ini sudah mengusulkan CPCL (calon penerima dan calon lokasi) 2023 yang Bantul mendapat bibit padi, jagung dan buah buahan," katanya.

Dia menjelaskan, khusus untuk bibit tanaman buah buahan, pihaknya pada 2023 mengusulkan sebanyak 15 ribu untuk tiga jenis yaitu bibit buah durian, kelengkeng dan alpukat masing masing sebanyak 5.000 bibit.

"Akan tetapi yang realisasi hanya untuk kelengkeng sama durian," katanya.