Pemkab Gunungkidul mengoperasikan TPS3R Dadi Rejeki-Sari Limbah Barokah

id TPS3R,Gunungkidul

Pemkab Gunungkidul mengoperasikan TPS3R Dadi Rejeki-Sari Limbah Barokah

Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyerahkan bantuan bibit pohon kepada masyarakat. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoperasikan dua Tempat Pembuangan Sampah dengan Metode Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Dadi Rejeki dan Sari Limbah Barokah untuk menekan masalah sampah di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul Hary Sukmono di Gunungkidul, Jumat, mengatakan saat ini Gunungkidul baru memiliki 17 TPS3R.

"Hari ini dengan peresmian dua TPS3R di Tepus dan Kemadang ini menjadi 19 lokasi," kata dia.

Ia mengatakan pembangunan TPS3R di Tepus dan Kemadang menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan.

Pembangunan TPS3R mendukung Perda Sampah Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah.

"Pengelolaan sampah sebisa mungkin dapat diselesaikan di masing-masing kelurahan dengan TPS3R," katanya.

Hary mengharapkan pembangunan TPS3R di wilayah ini dapat melayani wilayah pantai serta mengurangi kuantitas dan memperbaiki karakter sampah yang akan masuk TPA.

"Jumlah sampah yang masuk ke TPA pada 2023 sebesar 10.770.245 ton atau setiap harinya kurang lebih 48 ton, sampah ini berasal dari permukiman, pasar, perkantoran, hotel, dan pantai," katanya.

Pembangunan dua TPS3R Dadi Rejeki Kelurahan Tepus, Kepanewon Tepus dan TPS3R Sari Limbah Barokah Kelurahan Kemadang menelan anggaran dari Dana Keistimewaan senilai Rp1,26 miliar.

Jumlah sampah yang dikelola seluruh TPS3R di Gunungkidul kurang lebih 8,5 ton per hari atau 30 persen dari total sampah masuk TPS3R dengan omzet seluruh TPS3R di Gunungkidul Rp90 juta per bulan," katanya.

Kepala Bagian Pelayanan dan Umum Paniradya Keistimewaan DIY Ariyanti Luhur Tri Setyarini mengatakan Dana Keistimewaan membantu menyelesaikan persoalan, salah satunya masalah sampah.

"Pengelolaan sampah perlu dukungan dan partisipasi aktif. Sistem pengelolaan sampah merupakan pola pendekatan peran aktif," katanya.

Ia juga mengatakan 3R merupakan solusi terbaik, mulai dari tataran individu, kegiatan melibatkan masyarakat, apabila digarap dengan apik hasil bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Terciptanya pergeseran pola pikir tentang sampah agar mampu memberikan manfaat sesuai dengan namanya," katanya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap, daerah itu menjadi kabupaten yang bersih. Dengan kebersihan otomatis akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

"Prinsipnya saya sangat mendukung pengelolaan sampah 3R ini. Selain mampu memperdayakan masyarakat kita dapat memilah sampah sejak di rumah," katanya.

Ia juga mengajak masyarakat menanam pohon flamboyan. Pohon yang memiliki bunga berwarna cerah ini cocok ditanam di Gunungkidul, utamanya saat musim kemarau.

"Semakin panas bunganya akan semakin bagus ada yg warna merah, ini akan kita kampanyekan dan hasilnya bisa kita nikmati tiga sampai empat tahun mendatang," katanya.