BRIN: Developer kota satelit harus pikirkan sanitasi

id brin,sistem pengolahan limbah,ipal komunal,pengolahan air limbah,krisis air,pemanfaatan air baku,eksploitasi air tanah,s

BRIN: Developer kota satelit harus pikirkan sanitasi

Ilustrasi: Petugas bersiap melakukan penyedotan tinja di rumah warga di Larangan, Kota Tangerang, Banten, Selasa (27/2/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym. (ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan pengembangan kota-kota satelit baru yang padat penduduk harus memikirkan pembangunan sanitasi atau pengolahan limbah memadai agar tidak mencemari air tanah dan air baku.
 
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito mengatakan sanitasi harus terpusat agar memudahkan proses pengelolaan dan tidak lagi terpisah, dimana satu rumah ada satu tangki septik.
 
"Pengembangan kota-kota satelit baru atau daerah pemukiman yang baru mestinya sistem untuk septic tank atau pengelolaan limbah juga dikumpulkan," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat yang dipantau di Jakarta, Rabu.
 
Mego menuturkan standar minimal jarak sumber air atau sumur dengan tangki septik adalah 10 meter. Bila jarak itu terlalu pendek dapat membuat sumur menjadi tidak higienis karena tercemar beragam bakteri dari tangki septik.
 
 
Menurutnya, pengembangan jaringan pipa transmisi air baku yang terdistribusi merata ke seluruh lapisan masyarakat dapat mengatasi eksploitasi air tanah dan menjawab tantangan krisis air di kawasan perkotaan.
 
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN: Pengembang kota satelit baru harus pikirkan pengolahan sanitasi
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024