Akademisi sebut "mismatch" SDM ekonomi syariah di Indonesia jadi tantangan

id ekonomi syariah,sdm ekonomi syariah,potensi ekonomi syariah,tenaga kerja bank syariah

Akademisi sebut "mismatch" SDM ekonomi syariah di Indonesia jadi tantangan

Ilustrasi - Ekonomi syariah. ANTARA/HO/pri

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Nur Hidayah memandang bahwa kondisi "mismatch" atau ketidaksesuaian antara lulusan dan kebutuhan industri masih menjadi tantangan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang ekonomi dan keuangan syariah.

"Ada mismatch antara supply dari alumni-alumni pendidikan ekonomi dan keuangan syariah dengan apa yang dibutuhkan (demand) oleh industri ekonomi dan keuangan syariah," kata Nur dalam diskusi yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) secara daring di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, Nur mengatakan bahwa kebanyakan dari lulusan program studi di rumpun ilmu ekonomi dan keuangan syariah dapat dikatakan belum siap pakai karena kurang memiliki kompetensi seperti yang dibutuhkan industri.

"Atau bahasa yang populer adalah belum ada 'link and match' yang kuat antara perguruan tinggi dengan industri di bidang ilmu ekonomi dan keuangan syariah," ujar dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.

Merujuk pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024, Nur menyebutkan bahwa jumlah lulusan tenaga ahli yang tersertifikasi masih minim, yakni hanya sekitar 231 orang di tahun 2018.

Masih merujuk pada MEKSI 2019-2024, berdasarkan pemaparan data statistik perbankan syariah, diketahui hanya 9,1 persen pegawai bank syariah yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi syariah. Dengan kata lain, mayoritas pegawai bank syariah diisi oleh lulusan ekonomi konvensional, bahkan lulusan non-ekonomi.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi: "Mismatch" SDM ekonomi syariah masih jadi tantangan
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024