Kemendikbudristek diminta selektif pilih buku sastra untuk pelajar Indonesia, pinta PP Muhammadiyah

id Buku sastra,Sastra masuk sekolah,Buku bacaan,pp muhammadiyah,disrupsi sastra,kemendikbudristek

Kemendikbudristek diminta selektif pilih buku sastra untuk pelajar Indonesia, pinta PP Muhammadiyah

Ilustrasi: Seorang pengunjung membaca buku di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin Perpustakaan Gedung Panjang, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (2/11/2023). . ANTARA FOTO/Harianto/Ak/foc. (ANTARA FOTO/Muhammad Harianto)

Jakarta (ANTARA) - Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal PP Muhammadiyah mengimbau Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar dapat lebih selektif dalam memilih buku bacaan sastra bagi siswa-siswi di sekolah.

“PP Muhammadiyah meminta Kemendikbudristek untuk lebih selektif memilih buku yang cocok untuk pendidikan,” kata Wakil Ketua Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan non-Formal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah Alpha Amirrachman dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Selain itu PP Muhammadiyah juga meminta agar buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra untuk sementara waktu ditarik dari peredaran, terutama dari sekolah-sekolah.

Hal tersebut lantaran panduan itu merekomendasikan buku-buku sastra yang sebagian isinya mengandung kekerasan fisik dan seksual, serta perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan.



“Ini tentu kontra produktif dengan penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan,” ujarnya.

Menurut PP Muhammadiyah, buku-buku sastra yang direkomendasikan ini berpotensi memberikan pemahaman yang keliru bagi anak-anak, terutama dalam ranah etika dan perilaku membangun hubungan antar-manusia yang pantas dan beradab.

Buku-buku sastra yang direkomendasikan pun tidak sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2008 yang melarang menyebarkan pornografi, termasuk perilaku yang menyimpang dalam bentuk apapun.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Muhammadiyah kritisi buku sastra pilihan Kemendikbudristek
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024