Kulon Progo maksimalkan panen tanaman padi MT I melalui program pompanisasi

id Panen padi,Kulon Progo

Kulon Progo maksimalkan panen tanaman padi MT I melalui program pompanisasi

Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo Drajad Purbadi menyerahkan bantuan alat mesin pertanian. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan tanaman padi musim tanam kedua dapat dipanen maksimal dengan program pompanisasi mengantisipasi musim kemarau panjang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajad Purbadi di Kulon Progo, Kamis, mengatakan program pompanisasi dilaksanakan dalam bentuk distribusi bantuan peralatan pompa air.

"Setidaknya sudah 30 unit pompa, empat paket peralatan pompa, serta 13 unit pompa ukuran kecil yang sudah disalurkan," kata Drajad.

Ia mengatakan Dinas Pertanian mengupayakan ketersediaan air untuk irigasi pertanian selama musim kemarau tahun ini. Upaya tersebut dilakukan lewat berbagai program bantuan.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo menyalurkan alsintan tingkatkan indeks pertanaman padi

Ia menilai antisipasi perlu dilakukan mengingat musim kemarau kali ini berpotensi lebih panjang.

"Meski merupakan kemarau basah, tapi diperkirakan masanya lebih panjang dibandingkan kemarau tahun lalu," katanya.

Drajad mengatakan kemarau panjang bisa mempengaruhi masa tanam para petani, terutama padi. Wilayah perbukitan berpotensi paling terdampak, mengingat kebanyakan lahan pertaniannya berupa sawah tadah hujan.

Petani bisa memanfaatkan bantuan pompa tersebut untuk irigasi selama musim kemarau.

"Air bisa diambil dari sumber permukaan, seperti sungai hingga sumur yang masih tersedia," katanya.

Drajad mengatakan luas lahan pertanian bisa menyusut lantaran kurangnya persediaan air di musim kemarau. Namun penyusutan baru akan dirasakan memasuki puncak musim kemarau.

Baca juga: DPKP DIY: Panen padi Januari-April 2024 capai 411.330 ton

"Kalau saat ini pertanian masih aman karena air masih tersedia," jelas Drajad.

Salah satu wilayah lahan pertanian yang bisa berdampak di musim kemarau berada di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Girimulyo.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) di Girimulyo Kismadi mengatakan di puncak kemarau, lahan padi bisa menyusut hingga 50 persen.

Penyusutan terjadi karena ketersediaan air yang berkurang. Meski ada penyusutan lahan tanam padi, para petani tetap memanfaatkan lahan yang tersisa untuk menanam palawija seperti kedelai dan kacang hijau.

"Kami pun meminta  ke DPP Kulon Progo untuk bantuan pompa air, yang kini sudah terealisasi," kata Kismadi.

Lahan yang dikelola Poktan Mardi Raharjo tersebut luasnya mencapai 18 hektare. Lahan tersebut dikelola sebanyak 64 petani yang menjadi anggota poktan.

"Kami yakin bisa panen dengan hasil maksimal," katanya.