Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu'ti bersama dengan manajemen Grab dan OVO meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (13/11).
Dalam pelaksanaannya, program uji coba dari Grab Indonesia dan OVO ini mengusung tiga kunci penting:
1. Pemanfaatan teknologi secara end-to-end, dari hulu sampai ke hilir, mulai dari pasokan bahan baku bagi Mitra Merchant hingga pemesanan makanan dari pihak sekolah.
2. Penjagaan standar keamanan, kebersihan, dan gizi makanan yang menyeluruh mulai dari pemilihan mitra UMKM, kebersihan dapur dan peralatan memasak, proses penyajian makanan, hingga penerapan standar gizi sesuai dengan acuan dari Badan Gizi Nasional dan rekomendasi ahli gizi.
3. Pengukuran dampak gizi anak sekolah yang dilakukan oleh GSI Lab dan sosial ekonomi kepada Mitra UMKM dan Wali Murid yang dilakukan oleh CORE Indonesia, yang terbukti meningkatkan pendapatan UMKM dan Koperasi hingga 10 kali lipat, serta membuka lapangan kerja bagi warga di sekitar lokasi uji coba.
Abdul Mu'ti menyampaikan pentingnya menjaga kualitas makanan dan gizi murid-murid sekolah.
"Saya berkunjung ke SD Muhammadiyah 1 Wonopeti untuk melihat bagaimana jalannya uji coba program Makan Bergizi Gratis yang didukung oleh pemanfaatan teknologi Grab-OVO. Tidak hanya memberikan proses yang lebih transparan yang terintegrasi, uji coba ini juga memberikan dampak positif bagi para murid, UMKM dan masyarakat sekitar. Hal ini termasuk dalam meningkatkan asupan gizi bagi anak peserta didik yang perlu sama-sama kita terus jaga untuk menciptakan generasi emas 2045," katanya.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi juga menyampaikan optimismenya terhadap program uji coba Makan Bergizi Gratis.
"Sebagai perusahaan teknologi, kami selalu berupaya untuk menawarkan proses yang lebih mudah dan transparan. Dengan memanfaatkan teknologi menyeluruh dari ekosistem Grab dan OVO, pihak sekolah dapat melakukan pemantauan sejak dari pemesanan, serah terima makanan, hingga kontrol budget," ujarnya.
"Sementara di sisi lain, kami juga berupaya menjaga standar keamanan dan kebersihan dengan menerapkan proses kontrol kualitas melalui aplikasi serta sidak ke Mitra Merchant UMKM yang menjadi sub dapur umum program Makan Bergizi Gratis," kata Neneng.
Sementara itu, Lina Hanifah pemilik Catering Barokah, salah satu sub dapur umum yang merupakan Mitra Merchant Grab dan berlokasi di sekitar wilayah SD Muhammadiyah 1 Wonopeti turut merasakan dampak dari program ini.
"Alhamdulillah pendapatan saya naik hampir 10 kali lipat selama hampir tiga bulan bergabung dalam program Makan Bergizi Gratis ini. Sekarang, saya bisa memberdayakan beberapa warga sekitar karena pesanan yang bertambah, karena sekarang saya pakai aplikasi, perlu lebih ketat lagi jaga standar kebersihan saat masak. Di awal kami diberikan pelatihan dasar, seperti memisahkan antara tempat persiapan bahan, tempat memasak, dan tempat penyajian makanan," ujarnya.
"Kemudian pembekalan dasar standar dapur dan peralatan tambahan seperti hairnet untuk karyawan, masker, sarung tangan, dan celemek. Sampai dengan quality check saat kami memasak dan juga saat kirim makanan, semua terjaga dan terdokumentasi dalam foto dan dimasukan ke dalam aplikasi," katanya.
Grab Indonesia dan OVO menerapkan dua metode dalam program uji coba Makan Bergizi Gratis. Pertama, menggunakan kotak makan stainless steel dengan porsi makanan yang telah ditentukan. Kedua, metode prasmanan dimana para siswa/i membawa alat makan mandiri dan akan disajikan oleh guru sesuai takaran saji. Setelah makan, murid-murid diajarkan untuk membersihkan alat makan yang telah digunakan, sebelum dijemput kembali oleh Mitra Pengemudi dan dikembalikan ke Mitra UMKM.
Dalam pelaksanaan uji coba ini, perusahaan berupaya untuk menerapkan praktik berkelanjutan dan memperhatikan unsur ramah lingkungan sehingga dapat memitigasi risiko sampah alat makan. Dalam melaksanakan program uji coba ini, Grab dan OVO menggandeng PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), CORE Indonesia, GSI Lab dan Yayasan Lembaga Peningkatan Kesehatan Gizi Indonesia (YLPKGI).