DLH Bantul: TPST Modalan olah sampah jadi pupuk kompos dan maggot

id TPST Modalan

DLH Bantul: TPST Modalan olah sampah jadi pupuk kompos dan maggot

Pengolahan sampah di TPST Modalan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Modalan di Kelurahan Banguntapan diproyeksikan mengolah sampah menjadi kompos dan maggot yang biasa digunakan untuk pakan ternak.

Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi di Bantul, Minggu, mengatakan, TPST Modalan yang resmi beroperasi sejak beberapa hari lalu itu berbeda dengan TPST Dingkikan Argodadi yang terlebih dulu beroperasi dengan produk utamanya refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

"Beda dengan TPST Dingkikan, kalau di TPST Modalan ada yang dihasilkan bentuknya abu, lima persennya abu, kedua bisa komposting, makanya ada peralatan 'rotary kiln', yang keluar bentuknya kompos, kemudian juga ada maggot," katanya.

Menurut dia, di TPST Modalan tersebut terdapat sebanyak 12 mesin rotary kiln berwarna hijau, sebuah mesin pengolah sampah organik dan biomassa menjadi pupuk. Sampah organik yang masuk ke TPST akan diolah ke dalam mesin tersebut.

"Ada rotary kiln yang hijau hijau itu jumlahnya 12 unit, jadi bentuknya kompos, itu yang sampah organik. Untuk yang nonorganik bisa kita olah menjadi maggot, jadi cukup lengkap di TPST Modalan sehingga melengkapi TPST Argodadi yang kapasitasnya 60 ton per hari," katanya.

Bambang menyebut, TPST Modalan Banguntapan diproyeksikan dapat mengolah sampah hingga 50 ton per hari, fasilitas pengolahan sampah yang berada di sisi utara ini diprioritaskan untuk mengolah sampah dari masyarakat Bantul wilayah utara.

"Kalau kapasitas harapannya 49 ton per hari, namun untuk awalan ini baru 15 ton sampah, karena masih perlu penyesuaian-penyesuaian, dan mudah-mudahan nanti pada saatnya harapan kita betul-betul 100 persen bisa 49 ton per hari," katanya.

Meski demikian, masyarakat Bantul tetap diminta melakukan pemilahan sampah mandiri sejak dari sumbernya, agar yang terangkut ke TPST melalui truk sampah yang keliling ke masyarakat bisa diolah langsung oleh petugas operator TPST.

"Makanya kita juga sampaikan, meskipun punya pengolahan sampah seperti TPST, harus tetap kita ada pemilahan di rumah tangga, karena ketika tidak ada besi misalnya, bisa langsung diolah," katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024