Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI) hanya mencapai kisaran 5 persen pada 2024, lebih rendah dibandingkan asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang ditetapkan sebesar 5,2 persen.
“Kita semua tahu APBN didesain dan dirancang dengan asumsi growth di 2024 adalah 5,2 persen, kita memperkirakan outlook-nya akan di 5 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin.
Adapun pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2024 tercatat sebesar 5,11 persen (year-on-year/yoy), triwulan II mencapai 5,05 persen, dan triwulan III 4,95 persen, serta triwulan IV yang diproyeksikan hanya mencapai 5 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi pada 2024 berada di level 1,57 persen (yoy), jauh lebih rendah dari asumsi APBN sebesar 2,8 persen. Namun, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan yang cukup signifikan, melampaui target asumsi sebesar Rp15.000 per dolar AS. Nilai tukar rupiah tercatat berada di Rp15.847 per dolar AS pada akhir tahun, tertekan oleh berbagai faktor global.
"Nilai tukar terus tertekan karena berbagai faktor global, termasuk kebijakan fed fund rate, penguatan dolar, capital outflow mengalami deviasi dari yang kita asumsikan Rp15.000 per dolar AS," jelasnya.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa ketidakpastian global, termasuk gejolak geopolitik dan pasar keuangan dunia menjadi faktor utama perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketegangan di Timur Tengah, perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas andalan Indonesia turut memengaruhi kinerja ekonomi nasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi RI hanya 5 persen pada 2024