Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan memaksimalkan keberadaan tujuh pos pemadam kebakaran dan ketersediaan sumber daya manusia dalam melakukan penanganan laporan kejadian kebakaran.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul Irawan Kurnianto di Bantul, Kamis, mengatakan upaya tersebut dilakukan, karena pada tahun anggaran 2025 belum ada rencana penambahan pos maupun personel pemadam kebakaran.
"Belum ada penambahan, ditambah kondisi saat ini untuk personel saja masih belum mencukupi standar untuk tiap kepiketan," katanya.
Dia mengatakan mengacu pada wilayah kerja, wilayah ketugasan di Pos Damkarmat, Bantul memiliki tujuh wilayah manajemen kebakaran (WMK) untuk mendukung standar pelayanan minimal (SPM) Kebakaran, yaitu respontime 15 menit sejak laporan masuk ke operator.
Dia mengatakan dari kondisi yang ada wilayah yang belum terkover WMK ada di Kecamatan Dlingo dan Srandakan, utamanya wilayah Kelurahan Poncosari, karena kondisi wilayahnya yang jauh dari pos terdekat.
"Sementara untuk standar setiap regu kepiketan berjumlah enam orang. Namun, kondisi sekarang tiap regu ada yang empat dan lima orang," katanya.
Meski demikian, kata dia, Damkarmat BPBD Bantul memiliki harapan untuk semakin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, meskipun kondisi sekarang masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) dan armada untuk mewujudkannya.
"Untuk saat ini sebagian pelayanan dikover oleh Pos Sektor Piyungan dan Imogiri. Selain membuat Pos di Kecamatan Dlingo, ke depan juga berencana membuat pos sektor di Kecamatan Srandakan," katanya.