Tangerang (ANTARA) - Menjalani program diet demi tubuh ideal memang tren yang makin digemari. Namun hati-hati, salah pilih asupan bisa berujung penyakit serius. Spesialis Urologi dari Eka Hospital Depok, dr. Eggi Respati, mengingatkan bahwa konsumsi makanan tinggi garam dan protein hewani secara berlebihan dalam pola diet tertentu dapat memicu pembentukan batu di saluran kemih.
"Pada beberapa orang, program diet yang salah bisa meningkatkan risiko pembentukan batu di saluran kemih jika tidak dilakukan dengan benar," jelas dr. Eggi dalam keterangan yang disampaikan di Tangerang, Jumat.
Menurutnya, kondisi tersebut terjadi ketika urin terlalu pekat akibat ketidakseimbangan antara cairan dan zat-zat pembentuk batu seperti kalsium, oksalat, asam urat, hingga sistin. Ketika konsentrasi zat tersebut tinggi, kristal akan terbentuk dan berkembang menjadi batu.
Untuk mencegahnya, ia menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi makanan kaya oksalat dan asam urat seperti jeroan, seafood, daging merah, serta beberapa jenis kacang-kacangan. Selain itu, kontrol konsumsi garam harian juga tak kalah penting. "Batasi juga konsumsi garam harian, dan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk diet yang tepat," tambahnya.
Baca juga: Dokter ingatkan bahaya makanan Lebaran yang dipanaskan ulang
Batu saluran kemih sendiri merupakan gangguan umum yang bisa menyerang siapa pun tanpa pandang usia maupun latar belakang sosial. Ukuran batunya pun bervariasi, dari sekecil butiran pasir hingga sebesar ruas jari.
Ada sejumlah faktor risiko yang bisa memicu pembentukan batu, mulai dari dehidrasi, faktor genetik, infeksi saluran kemih berulang, hingga gangguan metabolisme dan penggunaan obat tertentu.
Gejalanya pun beragam, tergantung lokasi dan ukuran batu. Mulai dari nyeri hebat yang menjalar dari pinggang ke perut dan selangkangan, nyeri saat buang air kecil, urine berdarah atau keruh, hingga mual dan muntah.
Baca juga: Waspadai "sindrom Yo-yo" akibat jalani diet tidak sehat
Untungnya, pengobatan batu saluran kemih kini berkembang pesat. Mulai dari teknik tanpa sayatan seperti Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yang memanfaatkan gelombang kejut untuk memecah batu, hingga prosedur minimal invasif seperti Ureterorenoscopy (URS) dengan bantuan alat bernama ureteroskop.
"Batu kemudian dapat dipecah menggunakan laser (lithotripsy laser) atau dikeluarkan menggunakan alat khusus seperti keranjang kecil," terang dr. Eggi.
Selain itu, teknologi C-Arm atau fluoroskopi sinar-X turut digunakan dalam prosedur URS untuk memastikan lokasi batu dan memandu proses pemecahan secara akurat.
Proses ini biasanya dilakukan dengan anestesi regional atau umum, dan bisa melibatkan pemasangan stent sementara untuk memperlancar aliran urine.
Sebagai langkah preventif, dr. Eggi menyarankan masyarakat untuk memperbanyak minum air, menghindari minuman manis, rutin bergerak, serta mengevaluasi program diet yang dijalani agar terhindar dari risiko pembentukan batu.
"Pengobatan modern terhadap batu saluran kemih kini dapat dilakukan di Eka Hospital yang didukung oleh dokter spesialis," pungkasnya.
Baca juga: Tips diet sehat dan aman untuk menurunkan berat badan dari Organisasi Kesehatan PAFI
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Salah konsumsi makanan saat diet bisa menjadi batu di saluran kemih