Yogyakarta (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut kegiatan aksi penyampaian aspirasi yang dilakukan buruh dalam rangka memperingati "May Day" atau Hari Buruh Internasional pada 1 Mei di Yogyakarta berlangsung kondusif.
"Aksi memperingati Hari Buruh Internasional yang berlangsung di beberapa titik di Yogyakarta berjalan dengan kondusif," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, pihaknya menerjunkan sebanyak 2.501 personel untuk mengamankan jalannya aksi agar berlangsung aman dan tertib.
"Kami sangat mengapresiasi kedisiplinan teman-teman buruh yang telah menyampaikan aspirasinya dengan tertib dan damai," katanya.
Ia mengatakan, pengamanan difokuskan di tiga titik utama, yakni simpang empat Tugu Pal Putih Yogyakarta, Jalan Malioboro dan simpang empat Titik Nol Kilometer.
"Kami juga menerjunkan sejumlah personel di berbagai objek vital yang dianggap rawan terhadap potensi gangguan," katanya.
Menanggapi isu mengenai tindakan represif aparat dalam sejumlah aksi buruh di berbagai daerah, Ihsan menegaskan bahwa di Yogyakarta, kepolisian mengedepankan pendekatan humanis dan persuasif.
"Di wilayah Yogyakarta, kami selalu menjalankan pengamanan berdasarkan arahan Kapolda, yakni memberikan pelayanan terbaik yang bersifat humanis. Semua kegiatan pengamanan kami lakukan dengan pendekatan dialogis dan damai," katanya.
Ihsan mengatakan, rekam jejak pengamanan unjuk rasa di Yogyakarta selama ini membuktikan bahwa aparat mampu menjaga suasana kondusif tanpa tindakan kekerasan.
"Kami berkomitmen mengawal setiap aksi penyampaian aspirasi dengan pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Aksi buruh kali ini digelar oleh Federasi Serikat Buruh Indonesia (Serbuk) yang membawa enam tuntutan utama.
Koordinator lapangan "Serbuk" Bhrita mengatakan sebanyak 24 serikat buruh tingkat pabrik turut serta, ditambah perwakilan dari berbagai daerah seperti Kalimantan Barat, Jambi, Jawa Timur, Bali, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Namun, mayoritas massa berasal dari DIY dan Jawa Tengah.
"'May Day' tahun ini kami suarakan enam tuntutan penting. Yang utama adalah menghentikan PHK massal akibat UU Cipta Kerja, mencabut UU tersebut, dan menghapus sistem outsourcing," katanya.