Sleman (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusarsip) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka Hari Kearsipan ke-54 setiap 18 Mei dan Hari Jadi ke-109 Kabupaten Sleman menggelar pameran arsip dan foto sejarah di Lapangan Pemda Sleman, Jumat.
"Kegiatan ini merupakan sarana edukatif untuk membuka wawasan masyarakat tentang sejarah pembangunan dan perkembangan Kabupaten Sleman dari masa ke masa," kata Kepala Bidang Pengembangan Sistem dan Pelayanan Dinas Perpusarsip Kabupaten Sleman Yuni Prasetyo Budi Ilmawan.
Menurut dia, pameran ini menampilkan total 24 koleksi foto dan arsip sejarah mulai dari masa sebelum kemerdekaan, era awal kemerdekaan, hingga masa Orde Baru.
"Salah satu koleksi tertua berasal dari tahun 1930-an, yakni dokumentasi bekas pabrik gula di Beran. Koleksi lainnya seperti pembangunan Selokan Mataram dan aktivitas sosial masyarakat Sleman zaman dulu," katanya.
Ia mengatakan, pameran ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah lokal kepada masyarakat Sleman dan sekitarnya.
"Harapannya, masyarakat bisa memahami proses pembangunan Sleman dari waktu ke waktu. Kalau pembangunan ke depan berbasis sejarah, maka akan lebih mengena bagi masyarakat," katanya.
Yuni mengatakan, tidak hanya arsip fisik, Dinas Perpusarsip saat ini juga telah menyediakan pameran virtual yang dapat diakses masyarakat setiap saat melalui laman perpusarsip.slemankab.go.id.
"Melalui pameran virtual ini masyarakat dapat melihat koleksi digital arsip Sleman kapan saja dan dari mana saja," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang memiliki dokumentasi sejarah untuk menyumbangkan atau menitipkan arsip mereka agar dapat disimpan secara aman dan profesional.
"Kami menyediakan lemari tahan api untuk penyimpanan dan layanan digitalisasi agar dokumentasi sejarah lebih awet dan dapat diakses generasi mendatang," katanya.
Dinas Perpusarsip Sleman berencana menyelenggarakan pameran arsip seperti ini secara rutin. Selain itu, akan dilakukan pelatihan dan penataan arsip hingga ke tingkat kalurahan sebagai bagian dari target lima tahun ke depan untuk mewujudkan pengelolaan arsip yang baik, tidak rusak, mudah dicari, dan terawat.
"Selama ini kami masih menemui kendala dalam pengelolaan arsip, maka kami menargetkan dalam lima tahun ke depan, sistem pengarsipan Sleman akan jauh lebih tertib dan profesional," katanya.
Salah satu pengunjung pameran Diah (54) warga Mlati, mengapresiasi penyelenggaraan pameran ini.
Menurut dia, pameran ini bisa menjadi sarana edukasi warga Sleman agar mengetahui bagaimana perkembangan Kabupaten Sleman.
Termasuk dirinya yang baru mengetahui bahwa Sleman pernah memproduksi kain tenun.
"Selama ini saya kira tenun itu identik dengan Nusa Tenggara. Ternyata Sleman juga pernah memproduksi, jadi tidak hanya batik," katanya.*