Palace ukir sejarah, juara Piala FA setelah kalahkan Man City

id Crystal Palace, Manchester City,Piala FA

Palace ukir sejarah, juara Piala FA setelah kalahkan Man City

Logo yang dan digunakan untuk Piala FA. ANTARA/HO-Wikipedia/pri. (ANTARA/HO-Wikipedia)

Jakarta (ANTARA) - Crystal Palace menjuarai Piala FA setelah memang tipis 1-0 dalam laga final melawan Manchester City di Stadion Wembley, Sabtu malam WIB tadi.

Ini merupakan gelar Piala FA pertama Crystal Palace sepanjang sejarah sejak berdirinya klub pada 119 tahun silam sekaligus trofi besar pertama Palace yang membuat mereka berhak lolos ke Liga Europa dan menghadapi Liverpool dalam Community Shield musim depan.

City tampil dominan sejak kick-off. Satu peluang didapat Erling Haaland pada menit keenam saat menyambut umpan silang Kevin De Bruyne di tiang jauh.

Meski dijaga ketat pemain Palace, Haaland bisa menyontek bola. Namun, peluangnya ditepis Dean Henderson.

Pada menit ke-12, Henderson kembali menggagalkan peluang City dari tandukan Gvardiol.

Meski mendapat tekanan, Palace justru berhasil mencetak gol pada menit ke-16. Serangan balik cepat yang diinisiasi Palace membelah pertahanan City.

Daniel Munoz menusuk dari sisi kanan untuk memberikan umpan tarik yang disontek Eberechi Eze di depan gawang. 1-0 untuk Palace.

Ismaila Sarr hampir membawa Palace unggul 2-0 andai tembakan jarak dekatnya tidak ditepis Stefan Ortega.

City mendapat penalti pada menit ke-33 saat Tyreck Mitchell menjatuhkan Bernardo Silva di kotak terlarang.

Sayang, Marmoush gagal mencetak gol setelah sepakannya ke ke arah kanan ditepis Henderson.

Dua menit menjelang babak pertama habis, Jeremy Doku melakukan cut-inside dari sisi kiri dan menembak ke tiang jauh yang ditepis Henderson. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, City langsung menggebrak pada menit ke-46 saat Doku menyambar bola liar di kotak penalti yang sempat menimbulkan kemelut sebelum disapu.

City terus menekan, tetapi tidak mampu menjebol gawang Palace karena ketatnya pertahanan lawan.

Palace sempat mencetak gol pada menit ke-61 lewat Daniel Munoz yang menyambar bola rebound, hasil sepakan pertamanya yang ditepis Ortega. Namun, gol dianulir VAR karena saat serangan terjadi, bola mengenai Sarr yang sudah offside.

Palace bermain menumpuk para pemain mereka di daerah pertahanan sehingga City kesulitan menciptakan peluang.

Satu kans didapat pemain muda City Claudio Echeverri pada menit ke-82 saat dia berada bebas di depan gawang. Sepakannya terlalu lemah sehingga bisa ditepis Henderson.

Meski ada waktu tambahan 10 menit, City tidak bisa mencetak gol. Pada menit ke-96, Echeverri mendapatkan peluang tapi Henderson sigap menepis bola tembakan pemain muda Argentina itu.

Pelatih Crystal Palace Oliver Glasner mengungkapkan suka cita seusai membawa The Eagles meraih gelar Piala FA. "Hubungan ini akan tetap terjalin selamanya, hubungan dengan para pemain dan dengan Crystal Palace," ungkap Glasner, dikutip dari laman resmi klub, Minggu.

"Saya cukup yakin jika, entahlah, Jean-Philippe Mateta akan menonton pertandingan di Selhurst Park dalam 30 tahun mendatang, dan para penggemar akan merayakannya dan dia pantas mendapatkannya, dan hal yang sama akan terjadi pada semua pemain lainnya," sambungnya.

Pelatih berkebangsaan Austria tersebut melanjutkan jika sebelum pertandingan mereka ingin mencetak sejarah bersama Crystal Palace dan ini merupakan babak besar bagi The Eagles.

"Tahun depan, kami akan memulai babak baru untuk pertama kalinya bermain di Liga Europa dan mari lihat, karena tahun ini dua tim Inggris bermain di final, sesuatu yang saya tunggu," jelas Glasner.

Glasner menilai keberhasilan Crystal Palace meraih gelar Piala FA tidak bisa terlepas dari kerja keras para pemain dan ini menunjukkan jika Will Hughes serta kolega memiliki mentalitas yang luar biasa.

"Saya pikir ini adalah pencapaian terbesar yang dapat dilakukan oleh olahragawan, dan kami melakukannya untuk para penggemar, kami melakukannya untuk banyak orang, dan itulah mengapa saya pikir setiap orang yang berkontribusi terhadap kesuksesan ini layak untuk bangga terhadap grup dan seluruh klub, karena ini adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan," pungkasnya.

Sedangkan pelatih Manchester City Pep Guardiola legawa meski gagal juara Piala FA.

"Mereka sulit untuk dikendalikan ketika lemparan ke dalam dan sepak pojok dan tendangan bebas tapi kami tidak bisa mencetak gol pada dua pertandingan terakhir," ungkap Guardiola dikutip dari laman resmi klub, Minggu.

"Kami bermain lebih baik dibanding pertandingan menghadapi Southampton (di Liga Inggris), kami lebih aktif dan saya akan mengatakan kami lebih baik di banyak hal. Kami menciptakan banyak (peluang) tapi tidak mencetak gol dan itulah kenapa kami tidak menang," jelasnya.

Kekalahan ini tentu mengecewakan untuk dirinya, namun Guardiola mengatakan yang terpenting saat ini bagi Manchester City adalah bangkit dan tampil maksimal pada dua pertandingan tersisa di Liga Inggris.

"Kami memiliki kesempatan tapi itu tidak mudah dengan banyak pemain di sana (di dalam kotak) dan kami melanjutkannya. Sekarang kami beristirahat dan melakukan pemulihan cepat untuk dua pertandingan terakhir untuk lolos ke Liga Champions," pungkasnya.

Pewarta :
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2025