Yogyakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah menyatakan siap mendukung pendanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) jika anggaran dari pemerintah tidak mencukupi, demi memastikan kelancaran uji coba kegiatan tersebut.
"'Aisyiyah punya komitmen yang tinggi bahwa anggaran segitu kalau tidak cukup, maka kemudian kita mencukupi dengan bantuan-bantuan dari amal usaha yang ada," ujar Ketua Umum PP 'Aisyiyah Salmah Orbayinah di Yogyakarta, Senin.
Menurut Salmah, dukungan pembiayaan tersebut menjadi wujud kesungguhan 'Aisyiyah menyukseskan uji coba program MBG, utamanya di sekolah-sekolah milik Muhammadiyah.
"Yang penting, uji coba ini harus berhasil. Dan kalau kurang sedikit-sedikit, itu kita akan kerja sama dengan jejaring perguruan tinggi yang memang amal usahanya kuat, untuk saling bantu-membantu, untuk support," ujar dia.
Dia menilai komitmen semua pihak untuk menjaga integritas pelaksanaan program sangat penting, termasuk tidak memotong anggaran yang telah disalurkan.
"Kita butuh dedikasi yang tinggi untuk tidak memotong anggaran-anggaran itu," ucap dia.
Selain itu, lanjut Salmah, organisasi perempuan Muhammadiyah itu juga telah mengerahkan jejaring internal untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan pangan serta pengelolaan dapur yang profesional dan higienis.
"Kita kelola dengan baik beberapa katering milik Aisyiyah dan Muhammadiyah untuk memperlancar dan memastikan keberlanjutan pasokan. Kita pakai jaringan kita sendiri, dan alhamdulillah kita punya," ujar Salmah.
Jejaring yang dimaksud, antara lain dari program peternakan TelurMu dan pertanian SayurMu yang merupakan produk binaan Muhammadiyah untuk mencukupi kebutuhan telur dan sayuran.
Menurut dia, pengelolaan administrasi Program MBG harus tertib dan transparan sehingga dana dari pemerintah pusat yang telah masuk ke yayasan dipastikan sampai ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
"Pengelolaan administrasi itu penting karena kan (dana) dari pusat masuk ke yayasan dulu, ya. Dari yayasan kemudian masuk kepada dapur-dapur ini. Itu yang dijaga oleh Aisyiyah dan Muhammadiyah," ucap dia.
Dia pun menyadari pentingnya pengawasan menyeluruh, terutama pada aspek gizi dan keamanan pangan, agar kasus seperti keracunan pada pelaksanaan MBG tidak kembali terjadi.
Menurut dia, insiden semacam itu pernah terjadi lantaran lemahnya kontrol kualitas dan manajemen dapur.
"Kenapa pernah terjadi keracunan? Itu karena bagian gizi tidak bekerja dengan baik untuk mengecek sayur-sayur yang ada, gitu. Ataupun misalnya (bahan makanan) dimasak sekarang, tapi dibagikan besok," kata dia.
Untuk mendukung pasokan pangan secara berkelanjutan, Aisyiyah juga menggandeng Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah yang selama ini mengelola jejaring petani, peternak, dan nelayan di berbagai daerah.
"Koordinasi dari petani-petani itu sangat penting. Kita juga punya komunitas petani perempuan yang terus kita dorong untuk mendukung program ini," ujar dia.
Sekretaris Umum PP Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rochimah menuturkan program MBG sejatinya bukan sekadar untuk pemenuhan gizi anak, melainkan juga sarana penggerak ekonomi rakyat kecil.
"Pemerintah itu akan menggunakan petani-petani, nelayan, kemudian UMKM-UMKM kita yang kecil-kecil itu untuk menjadi supplier di dalam program MBG. Sehingga selain nanti orang itu makanannya bergizi, tapi juga sekaligus menghidupkan ekonomi kerakyatan yang akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia," ujar Tri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PP 'Aisyiyah siap bantu dana jika anggaran MBG tak mencukupi