Dua spesies katak baru di Pegunungan Meratus Kalimantan

id katak bertaring,spesies endemik kalimantan,sundaland,spesies katak indonesia,keanekaragaman hayati indonesia,biodiversit

Dua spesies katak baru di Pegunungan Meratus Kalimantan

Hasil pindai salah satu spesies katak bertaring baru asli Kalimantan, Limnonectes maanyanorum sp.nov. ANTARA/HO-BRIN

Jakarta (ANTARA) - Tim Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi melaporkan penemuan dua spesies baru katak bertaring (famili Dicroglossidae) dari kawasan Pegunungan Meratus di Kalimantan Tengah dan Selatan.

Dua spesies baru tersebut diberi nama Limnonectes maanyanorum sp.nov. dan Limnonectes nusantara sp. nov., yang mana sebelumnya disangka sebagai bagian dari spesies umum, Limnonectes kuhlii.

"Penemuan ini menjadi kontribusi penting dalam upaya mendokumentasikan keanekaragaman herpetofauna Kalimantan, serta menegaskan peran penting wilayah Meratus dalam konservasi spesies endemik," kata Profesor Riset bidang Herpetologi PRBE BRIN Amir Hamidy dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Limnonectes maanyanorum sp.nov. ditemukan di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah dan masyarakat setempat menyebut katak ini sebagai Senteleng Watu, yang berarti “katak batu”.

Sementara itu, Limnonectes nusantara sp.nov. ditemukan di daerah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan. Nama “Nusantara” dipilih sebagai simbol identitas nasional Indonesia, sekaligus merujuk pada Ibu Kota Negara baru di Kalimantan. Masyarakat Dayak Meratus mengenal katak ini sebagai Lampinik.

"Kedua spesies ini berukuran tubuh sedang dan memiliki ciri khas berupa 'taring' (struktur tulang menonjol) di rahang bawah, terutama pada katak jantan. Jari-jari kaki mereka berselaput penuh, kulit tubuh berbintil, dan memiliki warna serta pola tubuh yang khas. Bentuk bintil dan ukuran taring menjadi pembeda penting antara keduanya," kata Amir.

Menurut Amir, penemuan ini menegaskan pentingnya eksplorasi biodiversitas dan penguatan kebijakan konservasi di wilayah-wilayah tropis yang kurang terjamah, khususnya Kalimantan sebagai bagian dari kawasan Sundaland.

Penemuan ini dilakukan atas kerja sama Tim Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aichi University of Education, Kyoto University, dan Universitas Palangkaraya.

Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa (Zootaxa 5575 (3): 387-408) pada 24 Januari dengan judul Two new species of fanged frog from Southeastern Borneo, Indonesia yang dapat diakses melalui tautan berikut.

Pewarta :
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.