Jogja (Antara Jogja) - Lembaga Konsumen Yogyakarta meminta dukungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menyosialisasikan pendidikan konsumen bagi kalangan siswa di sekolah.
"Pendidikan konsumen bagi masyarakat termasuk pemahaman keamanan bahan-bahan produksi makanan hingga saat ini masih kurang efektif diterima masyarakat secara umum. Oleh karena itu kami akan mencoba memasukannya melalui lembaga pendidikan," kata Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta Widijantoro di Yogyakarta, Jumat.
Widijantoro mengatakan pendidikan konsumen yang dia maksud, tidak harus diterapkan sebagai materi formal dalam kurikulum pendidikan, namun cukup disebarluaskan oleh guru secara maksimal melalui kesemapatan informal di sela-sela sesi pelajaran.
"Yang perlu dicerdaskan terlebih dahulu mengenai pendidikan konsumen yang antara lain menganai pola konsumsi yang benar adalah guru, kemudian dapat disebarluaskan kepada anak didik masing-masing,"katanya.
Menurut Widijantoro, dengan berkembangnya pengetahuan masyarakat khususnya siswa mengenai pendidikan konsumen, produk-produk yang cenderung memakai bahan berbahaya atau tidak sehat diharapkan akan semakin berkurang.
"Sebenarnya produk-produk yang tidak memperhatikan sisi kesehatan konsumen akan selalu ada apabila masih ada pembeli atau konsumennya. Namun, apabila sebagian konsumennya memiliki sikap kritis maka produk-produk yang merugikan konsumen akan berkurang dengan sendirinya,"katanya.
Dalam rangka mewujudkan upaya itu, pihak LKY saat ini tengah menyusun surat permohonan yang akan ditujukan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakara (DIY) serta pemerintah pusat untuk dapat mendukung pensosialisaian pendidikan konsumen melalui lembaga pendidikan.
"Peningkatan pendidikan konsumen sebenarnya merupakan komitmen dari hasil pertemuan lembaga konsumen internasional di India. Dalam pelaksanaanya LKY siap untuk membuatkan modul-modul atau bahan pendidikan konsumen,"katanya.
Dengan ikut serta dalam mendukung pendidikan konsumen, maka pihak penyelenggara pendidikan tidak hanya menjadi penonton akan tetapi juga turut meningkatan penanaman pemahaman masyarakat agar lebih kritis dalam menjadi konsumen.
(KR-LQH)
