Peneliti UGM mengembangkan melon jadi bahan baku kosmetik

id UGM,gama melon,Inovasi UGM

Peneliti UGM mengembangkan melon jadi bahan baku kosmetik

Peneliti sekaligus Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Budi Setiadi Daryono menunjukkan melon hasil risetnya (ANTARA/HO-UGM)

Yogyakarta (ANTARA) - Peneliti sekaligus Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Budi Setiadi Daryono mengeksplorasi potensi melon lokal sebagai bahan dasar kosmetik dengan pendekatan bioteknologi modern.

Budi Daryono dalam keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Jumat, menyebut kultivar baru buah melon yang diberi nama "Gama Melon Parfum" dikembangkan guna mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

"Gama Melon Parfum ini memiliki karakter genetik yang unik. Dia punya kandungan kukurbitasin serta berbagai metabolik sekunder yang berpotensi untuk industri kosmetik," ujar dia.

Melalui pendekatan bioteknologi modern, Budi mengembangkan kultivar baru buah melon dengan metode persilangan indukan NO3 dengan MR5.

Persilangan tersebut menghasilkan karakter kulit buah melon yang berukuran kecil, pahit, namun memiliki aroma khas yang kuat.

Tanaman Gama Melon Parfum mampu menghasilkan 4-10 buah dengan berat 50 gram sampai 4 ons dengan rata-rata masa panen sekitar 55-58 hari.

Menurut dia, inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk mendongkrak produk kosmetik lokal, namun juga membuat produk yang lebih ramah lingkungan.

"Saat ini, tim Gama Melon telah memiliki dua produk yang dihasilkan dari buah Gama Melon Parfum, yaitu shampo dan sabun," ujar dia.

Menurutnya, pengembangkan kultivar tanaman inovatif seperti Gama Melon Parfum dapat mendukung kemandirian bangsa di industri kosmetik dan geomedis.

Selain itu, penggunaan jenis buah lokal diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Berkat inovasinya itu, Budi Daryono menerima penghargaan dalam kategori Peneliti Terbaik Tema Kedaulatan Pangan 2024 dalam Anugerah Academic Leader 2024 di Bidang Sains di Graha Diktisaintek, Jakarta pada Jumat (13/12).

Penghargaan tersebut bersal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Budi berharap, penghargaan yang diterimanya dapat menginspirasi dosen serta mahasiswa untuk terus berkarya.

"Tugas kita sebagai akademisi adalah mengungkap apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman Indonesia. Semoga penghargaan ini menjadi titik balik kesadaran kita untuk terus berkarya untuk bangsa dan negara," ujar dia.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024