Jakarta (ANTARA) -
"Ironisnya, pemain Indonesia yang tidak mampu mengendalikan emosi adalah para pemain kunci yang punya pengalaman main di timnas senior. Mereka adalah pilar tim yang seharusnya jadi mentor bagi para pemain debutan timnas," kata Bung Kus kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.
Dia menjelaskan kematangan emosional yang kurang akhirnya merugikan tim karena satu pemain terkena kartu merah yang membuat kekuatan tim melemah dan akhirnya kalah.
Penyebab kedua adalah kegagalan memahami situasi persaingan pada fase grup, kata dia.
Jajaran pelatih, kata Bung Kus, terlalu bernafsu ingin mengalahkan Filipina, sedangkan untuk lolos ke semifinal tidak harus menang.
Hal itu terlihat saat pelatih Shin Tae-yong tidak memasukkan bek tambahan pada babak kedua, guna menambal posisi bertahan yang ditinggal oleh Muhammad Ferarri karena terkena kartu merah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emosi dan gagal pahami situasi persaingan sebabkan Garuda tersingkir