Jogja (ANTARA Jogja) - Dewan Pengurus Daerah Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Daerah istimewa Yogyakarta menandatangani nota kesepahaman dengan dua perguruan tinggi untuk mengenalkan dunia wirausaha kepada kalangan mahasiswa.
"Kami membuat kesepakatan dengan dua universitas untuk bisa saling berbagi dengan mahasiswa tentang dunia wirausaha," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Ikatan Wanita Pengusaha (DPD Iwapi) DIY Budhi Hastuti Fachruddin di Yogyakarta, Kamis.
Dua perguruan tinggi swasta yang diajak kerja sama adalah Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Widyamataram.
Menurut dia, banyak mahasiswa yang sering datang ke Iwapi karena membutuhkan tempat untuk melakukan praktik kerja lapangan atau tempat penelitian sebagai penunjang penulisan skripsi.
Oleh karena itu, lanjut dia, dengan adanya surat kesepahaman bersama tersebut, maka proses untuk mengikuti PKL atau penelitian bisa dilakukan lebih mudah dan cepat.
Selain itu, lanjut dia, anggota Iwapi juga akan bisa meningkatkan kemampuannya seperti penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kompetisi dengan pengusaha lain.
Rektor Universitas Ahmad Dahlah Kasiyarno mengatakan nota kesepahaman harus mampu memberikan keuntungan antara kedua belah pihak.
"MoU sejalan dengan program Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) untuk bisa mencetak wirausahawan-wirausahawan dari kalangan mahasiswa," katanya.
Berdasarkan target Aptisi maka dalam waktu empat tahun sudah harus bisa mencetak satu juta wirausahawan dari kalangan mahasiswa, atau sebanyak 250.000 orang per tahunnya.
Program tersebut, lanjut dia, membutuhkan upaya keras dari semua pihak, dan tidak mungkin hanya mengandalkan kemampuan dari perguruan tinggi karena tidak mungkin bisa tercapai.
"Khusus untuk DIY, kami belum bisa menetapkan angkanya. Masih kami hitung," katanya yang menyebut jumlah mahasiswa PTS di DIY berjumlah 170.000 orang atau tiga juta mahasiswa seluruh Indonesia.
Ia menambahkan, berdasarkan penelitian Dirjen Dikti, penyumbang terbesar pengangguran di Indonesia justru berasal dari lulusan perguruan tinggi dibanding lulusan jenjang sekolah di bawahnya.
"Pertumbuhan industru tidak sebanding dengan peningkatan tenaga kerja, sehingga lulusan diharapkan tidak menjadi pencari kerja tetapi pembuat lapangan kerja, salah satunya dengan berwirausaha," katanya.
(E013)