Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Keraton Yogyakarta mengajak masyarakat di DIY mengenali sejarah tanah kasultanan atau sultan ground melalui Pameran Pertanahan Tanah Kasultanan 2024.
"Kami mengajak masyarakat mengingat kembali akan asal mula keberadaan tanah kasultanan yang sudah tentu diperlukan tata kelola pertanahan kasultanan yang tepat sehingga akan diperoleh kepastian hukum bagi yang memanfaatkannya," ujar Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Condrokirono saat pembukaan pameran di Sasana Hinggil Dwi Abad, Yogyakarta, Kamis.
Melalui pameran yang mengangkat tema Tales of The Land We Live In: Sultanaatgrond Exhibition, Condrokirono berharap warga DIY dapat menyimak sejarah awal tanah kasultanan dan perjalanannya hingga kini.
"Bisa menjadi pedoman dalam menyosialisasikannya agar tidak timbul kesimpangsiuran informasi tentang tanah kasultanan," kata putri kedua Raja Keraton Ngayogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X ini.
Pameran yang berlangsung hingga 16 November itu, kata dia, juga untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa DIY adalah daerah yang telah diberi kewenangan khusus sebagaimana tertera dalam pasal 7 ayat 2D dan 2E Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012, yaitu kewenangan dalam urusan pertanahan dan tata ruang.
Condrokirono memastikan Kasultanan Ngayogyakarta selalu konsisten menegakkan peraturan yang berlaku dan berpendirian bahwa tanah kasultanan harus bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya yang menjadi akar kehidupan masyarakat.
Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menuturkan tanah kasultanan di DIY merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Tanah kasultanan, tutur Aris, telah lama diperuntukkan sebagai lahan pendukung bagi masyarakat Yogyakarta, baik untuk tempat tinggal maupun aktivitas usaha dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal.
Menurut dia, hak pinjam pakai atas tanah itu sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono terdahulu dan terus berlanjut hingga sekarang.
Namun, seiring perubahan zaman dan perkembangan sosial ekonomi, diakui Aris muncul berbagai tantangan terkait tata kelola, pemanfaatan, dan pengawasan tanah kasultanan ini.
Kepala Bidang Penatausahaan dan Pengendalian Pertanahan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY Moh Qayyim Autad mengatakan pameran itu sebagai salah satu media informasi dua arah antara pemilik tanah, yaitu kasultanan dengan masyarakat luas.
"Selain itu, kebermanfaatan tanah kasultanan juga menjadi lebih optimal dan lebih menyejahterakan masyarakat khususnya di wilayah DIY," kata dia.
Selain pameran, terdapat pula fasilitas klinik yang dapat dimanfaatkan untuk konsultasi terkait prosedur pemanfaatan tanah kasultanan.
Berita Lainnya
Dukung pembangunan tiga juta rumah, Menteri Nusron alokasikan 79 ribun hektare tanah telantar
Minggu, 8 Desember 2024 6:27 Wib
Pilkada Yogyakarta, PDIP menang di tanah kelahiran Megawati Soekarnoputri
Senin, 2 Desember 2024 11:12 Wib
Sukseskan Asta Cita, Menteri Nusron ingin optimalkan peran Badan Bank Tanah
Minggu, 1 Desember 2024 22:33 Wib
Terima pengaduan melalui BAP DPD RI, Menteri Nusronjelaskan soal tanah di Food Estate Papua Selatan
Sabtu, 30 November 2024 19:45 Wib
Awas, BMKG prakirakan Indonesia berpotensi hujan lebat dalam sepekan ke depan
Jumat, 29 November 2024 9:05 Wib
BMKG peringatkan potensi hujan di sebagian besar kota di Tanah Air
Jumat, 29 November 2024 5:54 Wib
Kementerian ATR/BPN akan tingkatkan pengawasan tanah telantar dengan kecerdasan buatan
Rabu, 27 November 2024 12:02 Wib
UGM soroti resolusi konflik di Tanah Air dalam Dies Natalis ke-75
Selasa, 26 November 2024 18:01 Wib