Mahasiswa UNY kembangkan mesin sangrai melinjo otomatis

id uny kembangkan mesin

Mahasiswa UNY kembangkan mesin sangrai melinjo otomatis

UNY (Foto fairuzelsaid.files.wordpress.com)

Jogja (Antara Jogja) - Kelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan mesin sangrai melinjo otomatis untuk memudahkan proses pengolahan biji melinjo menjadi emping.

"Alat yang diberi nama `Automatic Sangrai Melinjo` itu dibuat untuk mengganti proses penyangraian biji melinjo yang dilakukan secara manual," kata koordinator kelompok mahasiswa itu, Widodo, di Yogyakarta, Selasa.

Ia menjelaskan proses kerja alat itu adalah pengguna mesin menghidupkan kompor. Selanjutnya pengguna dapat memilih mode yang digunakan untuk menyangrai melinjo.

Jika menggunakan mode auto maka alat sangrai melinjo akan mengeluarkan melinjo panas yang siap dikupas dalam waktu yang telah ditentukan dan secara periodik, sedangkan mode manual yang akan keluar adalah melinjo panas yang siap kupas.

"Cara kerja alat itu adalah biji melinjo sangrai dimasukkan dalam tabung yang akan bergerak secara otomatis dan keluar otomatis pula. Untuk nyala api dapat disesuaikan dengan suhu karena ada kontrol kendali pada regulator gas," katanya.

Ia mengatakan melinjo merupakan hasil bumi yang dapat dijual dengan harga tinggi jika diolah lebih lanjut, seperti dijadikan emping. Emping mempunyai nilai jual jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya dijual sebagai melinjo.

"Cara pemrosesan dan pengolahan biji melinjo akan memengaruhi harga maupun klasifikasi mutu dari produk tersebut," katanya.

Menurut dia, proses pengolahan biji melinjo tersebut melalui beberapa tahapan, yakni pengupasan kulit paling luar, menyangrai biji, pengupasan kulit keras, penumbukan biji melinjo, pencetakan, dan penjemuran emping.

"Mayoritas masyarakat membuat emping melinjo masih menggunakan cara yang tradisional atau masih banyak dilakukan dengan tenaga manusia. Menurut pengamatan, biji melinjo yang bagus untuk ditumbuk adalah ketika suhu panas sesaat setelah keluar dari tempat menyangrai," katanya.

Hal itu, tergantung pada kecermatan dan kecepatan pekerja dalam pengupasan kulit keras. Dalam pengadukan ketika proses sangrai dibutuhkan ketepatan dalam memperkirakan kapan biji benar-benar telah hilang kadar airnya dan matangnya pas.

Permasalahan yang sering terjadi saat melakukan sangrai adalah panas yang tidak merata yang diterima oleh melinjo sehingga dapat mengakibatkan melinjo gosong atau tidak matang sama sekali.

"Hal itu memunculkan ide membuat mesin sangrai melinjo otomatis untuk pengusaha emping sehingga lebih memudahkan proses pengolahan," katanya.

Ia mengatakan dalam 100 gram melinjo mengandung 66 kalori, lima gram protein, dan 13,3 gram karbohidrat.

"Jika diolah menjadi emping, dalam 100 gram terdapat 345 kalori, 12 gram protein, dan 71,5 gram karbohidrat," katanya.

Anggota kelompok mahasiswa UNY yang mengembangkan mesin sangrai melinjo otomatis itu, adalah Rizki Edi Juwanto dan Osiany Nurlansa.

(B015)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024