Menkokesra lepasliarkan tiga orangutan di Kutai

id Orangutan

Menkokesra lepasliarkan tiga orangutan di Kutai

Ilustrasi orangutan (antaranews.com)

Samarinda (Antara Jogja) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono melepasliarkan tiga Orangutan Kalimantan (pongo pygmeaus morio) di kawasan Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu.

Pelepasliaran Orangutan Kalimantan di kawasan Hutan Kehje Sewen, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Timur oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo/Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation itu juga dihadiri Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy, Ketua Dewan Pembina Yayasan BOS Prof Bungaran Saragih, Kepala Dinas Kehutanan Kaltim, Chairil Anwar dan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim, Riza Indra Riadi.

"Pemerintah terus berusaha melestarikan orangutan. Hal itu menjadi sesuatu yang mendesak dan prioritas. Kita harus mengambil tindakan preventif, disamping pelestarian satwa-satwa langka, kita juga harus melakukan 'development forestry' untuk menjaga habitat asli satwa-satwa langka," kata Agung Laksono.

Pada kesempatan itu, Agung Laksono memberikan apresiasi tinggi atas komitmen dan upaya Pemprov Kaltim, Pemkab Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, serta Yayasan BOS dan dunia usaha di Kaltim, atas kepeduliannya terhadap pelestarian Orangutan yang merupakan satwa langka di Indonesia.

"Masyarakat Indonesia sesungguhnya sangat memerlukan Orangutan yang hidup di habitat aslinya, yaitu hutan. Sebab manusia memerlukan hutan sebagai pendukung alamiah kehidupan, baik untuk pencegah banjir, erosi dan sebagai paru-paru dunia," katanya.

"Pelepasliaran Orangutan ini adalah contoh baik dari Pemprov Kaltim, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur serta NGO dan dunia usaha tentang bagaimana pelestarian hutan untuk pembangunan berkelanjutan," ungkap Agung Laksono.

Orangutan sebagai satwa langka Indonesia menurut Agung Laksono berpotensi besar menjadi ikon pariwisata Indonesia.      

Untuk mendukung strategi dan rencana aksi konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017, Menkokesra berharap semua Orangutan yang ada di pusat rehabilitasi harus dikembalikan ke habitatnya paling lambat pada 2015

Sementara Farid Wadjdy saat membacakan sambutan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menyatakan pemerintah provinsi terus bekerja sama dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim untuk meningkatkan aktivitas pengawasan, pemantauan, penegakan hukum demi perlindungan habitat dan satwa liar yang masih tersisa di Kaltim yang juga sejalan dengan program 'Kaltim Green'.

"Komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim tidak berubah. Kami masih terus menjalin kerja sama dengan Yayasan BOS maupun dengan jajaran pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya dalam upaya pengalokasian lahan sebagai areal konsesi restorasi ekosistem, khususnya untuk kepentingan penyediaan habitat layak bagi orangutan," ujar Farid Wadjdy.

Pemerintah Provinsi Kaltim juga tetap memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pelestarian lingkungan hidup.

Selain Orangutan, lanjut Farid Wadjdy, banyak satwa lainnya yang ada di Kaltim yang juga terancam punah di antaranya Pesut Mahakam yang populasinya saat ini hanya sekitar 100 ekor, macan dahan dan badak di Kutai Barat, serta gajah kecil di Nunukan.

"Jadi, tugas dan tanggung jawab kita bukan hanya melestarikan Orangutan, tetapi masih banyak satwa yang hampir punah dan harus kita selamatkan. Pemerintah Provinsi Kaltim sangat mendukung kerja sama antara pemerintah, dunia usaha dan non-governmental organization (NGO) serta didukung oleh masyarakat dalam melestarikan keanekaragaman hayati di Kaltim," katanya.

"Branding Kaltim Green yang ditetapkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada Kaltim Summit 2010 dengan maksud menghijaukan kembali Kaltim yang dulu pernah hijau. Jika secara nasional satu orang cukup menanam satu pohon, maka di Kaltim 'One Man Five Trees' atau satu orang menanam lima pohon," ungkap Farid Wadjdy.

Orangutan yang dilepasliarkan dari program reintroduksi Orangutan, Samboja Lestari, tiga ekor yang terdiri dari satu jantan (Leo) dan dua betina (Juminten dan Titin). Ketiganya dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen di kawasan Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.

Pada kesempatan itu, Menkokesra Agung Laksono dan Wagub Farid Wadjdy melakukan penanaman pohon di kawasan Samboja Lestari.

(A053)