Jakarta (Antara Jogja) - Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban bencana tornado yang melanda wilayah Oklahoma, Amerika Serikat.
Direktur Informasi dan Media Kemenlu, PLE Priatna, dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa mengatakan pihaknya tidak menerima laporan terkait WNI yang menjadi korban dalam bencana yang terjadi pada Senin (20/5) itu.
"KJRI Houston telah menghubungi beberapa masyarakat dan diaspora Indonesia yang berada di wilayah yang dilanda bencana, hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban," katanya.
Laporan dari KJRI Houston yang diterima Kemenlu menyebutkan bahwa angin puting beliung menghantam Kota Moore dan sekitarnya, kota kecil yang terletak di selatan Oklahoma City, negara bagian Oklahoma, Amerika Serikat (AS).
Angin dengan kecepatan 200 mil per jam itu, memporak-porandakan kawasan yang diterjang, mengakibatkan sejumlah orang meninggal dunia.
Gubernur Oklahoma Mary Fallin menyatakan keadaan darurat untuk 16 daerah di wilayah yang diterjang tornado.
Berdasarkan informasi dari masyarakat Indonesia, satu keluarga diaspora Indonesia yang telah menjadi WN AS di Kota Moore kehilangan rumah dan mobilnya akibat terjangan tornado, sementara mereka sendiri berada dalam keadaan selamat.
"Kami telah berupaya beberapa kali menghubungi keluarga diaspora Indonesia yang mendapat laporan bencana tersebut melalui no HP yang diberikan masyarakat Indonesia, namun belum bisa terhubung", kata Konjen RI di Houston, Al Busyra Basnur, seperti dikutip Kemenlu.
Warga negara dan diaspora Indonesia yang tinggal di Kota Moore tercatat tidak lebih 10 orang.
"Angin tornado hari ini mendarat di Moore dan beberapa wilayah lainnya, kami sudah menghubungi warga Indonesia di Admond, Moore sejauh ini mereka aman," kata Konjen Busyra.
Busyra mengatakan bahwa jumlah mahasiswa Indonesia di Stillwater cukup banyak, namun peringatan dini sudah disampaikan dan mereka sekarang sedang menyelamatkan dokumen-dokumen penting.
"Pihak universitas juga sudah menyampaikan peringatan serta menyediakan tempat perlindungan di "basement" kampus," tegasnya.
(P012)