Jakarta (Antara Jogja) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 11 poin menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 11 poin menjadi Rp9.855 dibanding posisi sebelumnya Rp9.866 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis mengatakan pasar sedang menunggu hasil RDG BI, mengantisipasi apakah ada kenaikan BI rate sebagai langkah untuk mengurangi volatilitas nilai tukar rupiah.
"RDG BI relatif ditunggu-tunggu karena situasi yang kurang normal dalam beberapa hari terakhir ini," katanya.
Ia menambahkan dalam mengurangi tekanan jual, BI telah menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan BI (FasBI) sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen ditengah likuiditas rupiah di pasar uang yang relatif juga ketat.
Menurut dia, kendati angka inflasi Mei 2013 tercatat deflasi tetapi ekspektasi inflasi terus naik sebelum pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi disertai isu eksternal terkait dengan pengurangan besaran stimulus global.
"Kemungkinan akan direspon BI dengan menaikkan BI rate 25 bps menjadi enam persen," tambahnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS cenderung tertekan terhadap mata uang dunia di tengah ketidakpastian kebijakan The Fed dalam melakukan stimulus keuangan AS.
"Pasar mulai memantau segala perkembangan dengan lebih seksama dan melihatnya sebagai sebuah petunjuk. Ketidakpastian tentang langkah Fed ini telah menambah volatilitas di pasar," katanya.
(T.KR-ZMF)
