Kulon Progo (Antara Jogja) - Sebanyak 523 kepala keluarga di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembalikan kartu perlindungan sosial sebagai syarat pencairan bantuan langsung sementara masyarakat dikembalikan ke Kantor Pos Wates.
Kepala Kantor Pos Wates Abdullah di Kulon Progo, Jumat mengatakan masyarakat rumah tangga sasaran miskin yang mendapat BLSM sebanyak 43.021 kepala keluarga (KK), dan dikembalikan sebanyak 523 KPS.
"KPS yang dikembalikan sebagian besar karena penerimanya sudah meninggal dunia dan berpindah tempat tinggal. Sedangkan sebagian kecil dikembalikan secara sukarela oleh penerimanya," kata Abdullah.
Dia mengatakan KPS yang dikembalikan berasal dari hampir seluruh kecamatan dari 12 kecamatan di Kulon Progo.
"Kecamatan Panjatan menempati urutan pertama dengan jumlah pengembalian KPS terbanyak yakni 40 KPS. Sedangkan kecamatan lain rata-rata hanya 20 KPS," katanya.
Selain KPS yang dikembalikan, kata dia, ada 170 penerima KPS diketahui belum mengambil bantuan yang diberikan pemerintah.
"Kami tidak tahu alasan 170 KK belum mencairkan BLSM. Kami hanya tahu penerima tidak mengembalikan KPS yang diberikan. Meski demikian, kami memberikan kesempatakan kepada yang bersangkutan untuk mencairkan bantuan bersamaan dengan bantuan BLSM tahap kedua, sekitar awal September. Tapi tanggal persisnya saya belum tahu," kata dia.
Untuk KPS yang dikembalikan, kata dia, menjadi tanggung jawab TKSK di tingkat kecamatan. Namun demikian, Kantor Pos tetap membantu memasukan data agar penggantian kartu dengan penerima yang baru segera dilakukan.
"Kami memperkirakan penerimaan 523 KPS baru kemungkinan baru dilakukan setelah pencairan yang lainnya selesai. Kami jamin, 523 KPS baru menerima BLSM. Bantuan dapat dicairkan hingga awal Desember mendatang,"kata dia.
Dia mengatakan secara umum realisasi pencairan BLSM cukup baik yakni mencapai 98,3 persen atau 42.324. Angka ini merupakan yang paling tinggi di DIY karena realisasi di daerah lain hanya mencapai 97 persen.
"Di Kabupaten lain penerimanya juga sangat banyak antara 60-70 ribuan," kata dia.
(KR-STR)