Jogja (Antara Jogja) - Rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta, RS Jogja, membuka layanan bedah laparoskopi sejak bulan Agustus 2013 sehingga menjadi rumah sakit pemerintah daerah pertama di DIY yang memiliki layanan bedah modern itu.
"Layanan ini bisa diakses oleh siapa saja, baik pasien yang memiliki layanan jaminan kesehatan maupun pasien yang tidak memiliki jaminan kesehatan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RS Jogja Agus Sudrajat di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pasien yang menjalani bedah dengan menggunakan alat laparoskopi akan memiliki banyak keuntungan bila dibanding metode bedah konvensional, terutama pascaoperasi.
Keuntungan tersebut di antaranya, perawatan pascaoperasi yang lebih cepat yaitu sekitar tiga hari bila dibanding bedah konvensional yang mencapai sekitar satu pekan.
"Perawatan usai operasi dengan metode laparoskopi cepat sembuh karena luka operasi hanya sekitar satu hingga dua centimeter saja. Jika menggunakan bedah konvensional bisa mencapai 10 centimeter," katanya.
RS Jogja sudah melakukan investasi peralatan bedah laparoskopi sejak Oktober 2012 dengan nilai sekitar Rp500 juta. Alat yang digunakan berasal dari Jerman.
"Setelah itu, ada dokter yang mengikuti pelatihan untuk mendalami bedah laparoskopi sehingga layanan ini baru bisa diluncurkan pada Agustus," katanya.
Di RS Jogja, terdapat dua dokter bedah yang bisa melakukan layanan operasi laparoskopi yaitu dr. Yunada Hadiyono dan dr. M. Feri Yulianto.
"Sejak diluncurkan sampai saat ini, sudah ada 10 pasien yang menjalani bedah laparoskopi di RS Jogja sebagian besar batu kantung empedu dan usus buntu," kata Feri.
Selain untuk dua jenis bedah tersebut, Feri mengatakan, masih ada banyak tindakan medis yang bisa dilakukan melalui bedah laparoskopi seperti hernia yang kambuh setelah operasi, hernia pada anak, varises di belakang testis, dan tumor di usus besar serta operasi gondok.
"Bedah ini juga bisa dikembangkan untuk keperluan kosmetik seperti mengurangi berat badan bagi orang yang obesitas dengan cara mengecilkan ukuran lambung," katanya.
Sementara itu, dr. Yunada mengatakan, biaya yang dibebankan kepada pasien bedah laparoskopi di RS Jogja telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Biaya untuk tindakan bedah sekitar Rp3 juta. Jika di rumah sakit lain dimungkinkan biayanya lebih besar," katanya.
Selain bedah laparoskopi, RS Jogja juga memiliki layanan bedah ambeien dengan metode baru sehingga pasien hanya menjalani perawatan sekitar dua hari setelah operasi.
"Namun layanan ini belum bisa diakses oleh masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan masyarakat atau jaminan kesehatan daerah," lanjutnya.
(E013)
