Gita Wirjawan dipuji dan disesali

id gita wirjawan dipuji

Gita Wirjawan dipuji dan disesali

Gita Wirjawan (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Pengunduran diri Gita Wirjawan dari jabatan Menteri Perdagangan dipuji berbagai kalangan, tetapi tidak sedikit pula yang menyesali.

Mereka yang mengapresiasi sekaligus memuji langkah Gita di antaranya Ketua DPR RI Marzuki Alie, yang memberi apresiasi kepada Gita Wirjawan karena ingin berkonsentrasi mengikuti konvensi calon presiden dari Partai Demokrat.

"Saya memberikan apresiasi kepada Gita yang ingin berkonsentrasi mengikuti konvensi calon presiden," katanya di Jakarta.

Marzuki Alie dan Gita Wirjawan sama-sama menjadi peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menilai keputusan Gita tersebut sebagai pilihan yang tepat.

"Ini semata-mata agar tidak terjadi konflik kepentingan kebetulan yang bersangkutan adalah pejabat negara, dan yang lebih penting lagi, beliau bisa konsentrasi penuh pada konvensi capres, yang tidak boleh dikerjakan sambil lalu. So... he did the right choice," kata Menkopolhukam melaui pesan singkat kepada Antara.

Djoko Suyanto menambahkan, bila dirinya dalam posisi yang sama dengan Gita Wirjawan, ia pun akan bertindak hal yang sama. "Kalaupun saya pada posisi yang sama, saya juga akan mengambil langkah serupa," katanya.

Menurut Djoko, seseorang yang sudah yakin dalam menentukan pilihan hidupnya, sementara ternyata ada dua pilihan yang harus diambil, maka siapapun dengan segala keyakinan, kalkulasi dan risikonya harus memutuskan salah satu dari kedua pilihan itu.

Komentar yang sama datang dari Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit yang mengapresiasi pengunduran diri Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan sekalipun ia menilai keputusan itu terlambat karena masa jabatan Gita tersisa tinggal tujuh bulan lagi.

"Memang lebih tepat sejak awal, biar bisa maksimal. Tetapi mundurnya Gita jadi satu langkah yang baik supaya dia bisa konsentrasi," kata Anton.

Anton mengatakan bahwa Gita memiliki tanggung jawab sebagai Menteri Perdagangan, namun di satu sisi dia juga memiliki tanggung jawab lain dengan keikutsertaannya dalam Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.

Menurut dia, kedua hal itu sama-sama penting, dan membutuhkan konsentrasi tinggi. "Ini dua hal yang memang kalau dari segi perspektif Pak Gita adalah dua hal yang penting buatnya. Namun, itu dua hal besar yang tidak bisa dijalani bersamaan, karena membutuhkan konsentrasi, karena itu dua hal yang sangat serius," tandas Anton.

Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat juga mengapresiasi langkah yang diambil Gita Wirjawan.

"Kami apresiasi, bahkan kami memberikan acungan jempol kepada Gita Wirjawan yang memilih untuk fokus dalam Konvensi Partai Demokrat, dan mundur dari posisinya sebagai Menteri Perdagangan," kata anggota Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Vera Febyanthy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

Menurut dia, mundurnya Gita itu adalah langkah yang tepat untuk menghindari opini negatif yang kerap menyerangnya, yakni mulai dari isu penggunaan fasilitas negara dalam mengikuti konvensi, maupun terkait ketidakprofesionalannya saat melakukan kebijakan di kementerian, seperti apa yang dipersepsikan publik belakangan ini.

"Ini adalah langkah yang tepat, karena konvensi waktunya sangat sempit, dan dia memang harus fokus untuk mengikuti konvensi ini. Selain itu, untuk menghindari adanya opini negatif, terutama terkait penggunaan fasilitas negara dalam keikutsertaan di konvensi Demokrat," ujar Wakil Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini.

Selain itu, kata dia, agenda kegiatan konvensi akan sangat padat hingga akhir Maret 2014, karena seluruh peserta diwajibkan melakukan blusukan ke seluruh penjuru wilayah di Indonesia dari Aceh hingga Papua.

"Secara pribadi dia pernah mengatakan kepada saya dan kepada Komite bahwa dia siap mundur dari jabatan menteri jika diizinkan presiden. Hal ini tentunya sangat baik untuk dia agar bisa lebih fokus dalam konvensi ini," kata anggota Komisi XI DPR ini.



Lari dari tanggung jawab



Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo berpendapat mundurnya Gita Wirjawan adalah sikap lari dari tanggung jawab, karena banyak masalah di Kementerian Perdagangan yang ditinggalkannya.

"Dia mencoba untuk lari dari tanggung jawab, karena banyak persoalan di Kementerian Perdagangan yang menjadi beban rakyat," kata Bambang di Jakarta.

Masalah terakhir yang sedang melanda Kemdag yaitu masuknya beras impor medium umum asal Vietnam ke sejumlah pasar pada Januari 2014 yang dinilai mengganggu petani lokal.

Di sisi lain, anggota Komisi III DPR RI itu juga menilai sikap Gita untuk mundur dari jabatannya sebagai Mendag untuk fokus dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat adalah sebuah pencitraan.

"Dia mencoba mengambil pencitraan sebagai nilai tambahnya," kata Bambang.

Saat ditanya apakah partai bergambar pohon beringin itu berminat mengisi kekosongan kursi Mendag, Bambang menjawab hal itu sebagai kebodohan. "Bodoh kalau Golkar mau menerima tawaran untuk mengisi kekosongan menteri yang tinggal di ujung lagi, dan sudah mau runtuh," katanya.

Menurut Bambang, ibarat sebuah kapal, Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II seperti halnya kapal yang hampir karam karena sudah bocor.

"Kalau ada partai yang mau menerima tawaran jadi menteri termasuk Golkar, itu bodoh. Itu sama saja memberikan beban kepada partai untuk memenangkan Pemilu 2014," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai sebagai pejabat publik Gita Wirjawan seyogyanya menyelesaikan dulu masa jabatannya sebagai Menteri Perdagangan sebelum terjun ke dunia politik.

"Seyogyanya para pemangku amanat atau pejabat itu menyelesaikan dulu amanatnya atau jabatannya, baru berpikir lain untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi," kata Din di Jakarta.

Pengunduran diri Gita dari jabatan Mendag di ujung masa pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II disayangkan oleh Din.

Menurut dia, selain keluar dari kabinet sebelum waktunya, pengunduran diri Gita juga menyisakan masalah, di antaranya kasus impor beras Vietnam serta defisit neraca perdagangan. "Masa jabatannya kan belum selesai, apalagi menyisakan pekerjaan. Ini memang terkesan kurang baik," ujarnya.

Din berpendapat, jika sejak awal Gita berkeinginan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, seharusnya ia tidak menjabat sebagai menteri kalau kemudian berhenti di tengah jalan.

Menurut dia, hal yang demikian adalah politisasi jabatan, karena ada kesan bahwa seseorang memanfaatkan jabatan untuk bisa ke jabatan yang lebih tinggi. "Ini tidak berlaku hanya untuk Mendag, untuk siapa saja, semua menteri, pejabat yang mau maju. Idealnya mundur, tapi kalau masa jabatannya singkat, harusnya jangan mau sebelumnya (diangkat jadi menteri)," ujarnya.

Namun, di sisi lain, Din mengapresiasi pengunduran diri Gita. Ia memahami keputusan Gita adalah bentuk optimisme bahwa yang bersangkutan akan menang dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat.

"Saya kaget, tapi mengapresiasi beliau yang sekarang sedang mengikuti konvensi Partai Demokrat. Mungkin karena optimistis akan menang, jadi saya kira itu yang terbaik," katanya.

Din menilai dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri, Gita memang bisa lebih berkonsentrasi dalam pencalonannya, sekaligus menghindari konflik kepentingan.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat Heru Lelono menyayangkan keputusan Gita Wirjawan yang memilih mundur dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan.

"Saya belum tahu keputusan SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), karena hal ini adalah hak pribadi Presiden sesuai konstitusi. Namun, saya pribadi menyayangkan sikap Gita Wirjawan yang memutuskan untuk mundur dari kabinet, apalagi kalau alasan utamanya ingin menjadi Capres," katanya dalam pesan yang dikirimkan kepada Antara, Sabtu.

Menurut dia, sebagai sosok yang dipercaya SBY menjadi seorang menteri, apalagi bukan dari parpol, selayaknya tugas itu diselesaikan sampai Presiden yang mengangkatnya menyelesaikan amanah yang diemban.

"Berbeda cerita saat SBY mengundurkan diri dari kabinet Megawati. Kondisi saat itu, Presiden sudah merasa tidak nyaman dan tidak cocok lagi dengan SBY sebagai menterinya. Hal penting seperti rapat kabinet, SBY tidak lagi disertakan," katanya.

Sebagai tanggung jawab kepada rakyat dan sikap agar kabinet pemerintah tetap berjalan dengan baik sesuai harapan Presidennya, menurut Heru, maka SBY saat itu mengundurkan diri.

"Apabila hal ini terhayati, pilihan Gita seharusnya tidak menerima tawaran sebagai peserta konvensi parpol. Atau mengundurkan diri sejak memutuskan ikut konvensi," katanya.

Ia menambahkan, keputusan ini memang hak pribadi Gita. Namun, karena orang lain juga memiliki hak untuk menilai dari kacamata masing-masing, maka tidak salah kalau ada yang mengatakan keadaan ini membebani tugas kabinet yang masih kerja keras menyelesaikan tugasnya yang tinggal beberapa bulan ini.

"Saya mengenal Gita sebagai sosok yang pandai dan baik. Bukan saja karena saya yang menerima CV dirinya menjelang Pilpres 2004, namun pihak internasional pun memberikan penilaian baik kepadanya. Semoga Gita sukses di jalan hidup selanjutnya," katanya.



Menunggu persetujuan Presiden



Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan pengunduran diri seorang menteri menjadi resmi setelah mendapat persetujuan dari Presiden, terkait permohonannya tersebut.

"Pengunduran diri menjadi resmi setelah Presiden menyetujui permohonan pengunduran diri itu," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga melalui pesan singkat kepada Antara.

Hal ini dikatakannya menanggapi pertanyaan terkait mundurnya Gita Wirjawan dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan.

Ia mengatakan dirinya tidak bisa berkomentar, hingga pernyataan resmi dari Presiden terkait hal itu. Namun yang pasti, menurut dia, kabinet akan terus bekerja. "Saya tidak bisa berkomentar dengan ihwal itu sampai ada tanggapan resmi kantor presiden. Kabinet akan terus bekerja," katanya.

Sementara itu, menurut Mensesneg Sudi Silalahi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima surat permintaan pengunduran Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan meminta agar tetap melaksanakan tugas hingga ditunjuk pengganti dalam waktu dekat.

"Presiden sudah membaca dan telah memberikan respons yang positif, dan ini contoh pejabat yang beretika politik," kata Mensesneg Sudi Silalahi dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Sabtu siang.

Sudi mengatakan dalam waktu dekat Presiden akan menyampaikan pengganti Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan setelah berkonsultasi dengan Wakil Presiden Boediono.

"Kemudian dalam waktu dekat Presiden akan sampaikan secara resmi pengunduran diri pak Gita dan disertai penjelasan siapa penggantinya. Meski pengunduran diri terhitung 31 Januari 2014, namun beliau (Gita Wirjawan - red) masih diminta melaksanakan tugas sampai ditunjuk pengganti definitif," kata Mensesneg.

Ketika dikonfirmasi wartawan apakah pada 2013 Gita Wirjawan pernah berkomunikasi dengan Presiden untuk mengundurkan diri dari jabatan Mendag, Sudi mengatakan komunikasi itu pernah ada.

"Barangkali Pak Gita sudah pernah sampaikan kepada Presiden, tentu Presiden paham tugas-tugas Mendag, masih ada beberapa tugas yang harus diselesaikan, harus dilaksanakan dulu," kata Mensesneg.

Dalam surat pengunduran diri sebagai Mendag kepada Presiden yang salinannya dibagikan kepada wartawan, Gita menyampaikan alasan bahwa pengunduran dirinya sebagai menteri perdagangan didasari oleh kesadaran etis tentang besarnya potensi kepentingan jika terlibat dalam proses politik di konvensi Calon Presiden Partai Demokrat dan juga menjalankan tugas sebagai Menteri Perdagangan. Surat tersebut tertanggal 31 Januari 2014, dengan kop surat Kementerian Perdagangan.

Gita Wirjawan pada konferensi pers yang berlangsung hanya sekitar lima menit di Jakarta, Jumat (31/1), mengatakan langkah untuk memilih berhenti sebagai Mendag yang efektif mulai 1 Februari 2014 tersebut karena dirinya ingin lebih fokus mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Menurut Gita, pengunduran dirinya didasari oleh kesadaran diri tentang besarnya konflik kepentingan jika dia memilih untuk terlibat secara penuh dalam proses politik, khususnya dalam konvensi tersebut.

Dia mengharapkan langkah yang diambilnya itu merupakan langkah terbaik bagi Indonesia, khususnya dalam perkembangan politik dan demokrasi di negegri ini.

Gita Wirjawan yang dilantik sebagai Menteri Perdagangan pada 2011 itu, merupakan salah satu dari 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.

Gita menempuh pendidikan S1 di sekolah musik Berkeley Amerika Serikat, dan Kennedy School of Government di Harvard University. Pada 2002, pria yang pandai bermain piano itu melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di Harvard University.

Semasa karir profesionalnya, Gita pernah menjabat Presdir JP Morgan Indonesia pada 2006-2008, kemudian mendirikan perusahaan capital sendiri, yakni Ancora pada 2008. Pada 2009 dia menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

(M008)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024