Perajin batik jumput fokus garap pasar domestik

id perajin batik jumput

Perajin batik jumput fokus garap pasar domestik

Batik jumput (Foto batikjumput.blogspot.com)

Jogja (Antara Jogja) - Perajin batik yang tergabung dalam Komunitas Batik Jumput Batikan di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, masih fokus menyasar pasar domestik meskipun telah memiliki orientasi ekspor untuk pemasaran produk.

Pendiri Komunitas Perajin Batik Jumput Batikan, Rani di Yogyakarta, Selasa, mengatakan pemasaran batik jumputan masih difokuskan untuk pasar domestik karena animo pelanggan di dalam negeri masih cukup banyak.

"Sampai sekarang masih belum berani (ekspor). Kami masih memasok untuk pelanggan lokal Yogyakarta, serta luar kota seperti Bali, Jakarta, Medan, Lampung secara "online"," kata Rani.

Menurut dia anggota perajin batik jumput batikan hingga saat ini berjumlah 14 orang yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Mereka secara keseluruhan juga memiliki orientasi ekspor dengan memprioritaskan kualitas.

"Kami semua di Tahunan memiliki keinginan untuk melakukan ekspor maka juga diperlukan barang yang memiliki kualitas ekspor," katanya.

Namun demikian, kata dia, untuk melakukan ekspor masih pihaknya masih terkendala akses ekspor serta permodalan.

"Bagaimana mau ekspor, akses saja belum ada. Selain juga masalah modal," katanya.

Sementara itu, menurut dia, saat ini komunitas batik jumput batikan masih berinovasi mengembangkan batik campuran. Batik itu merupakan kolaborasi antara batik jumput dengan batik tulis sebagai produk andalan.

"Tentunya perlu ada ide-ide baru untuk meningkatkan daya tarik serta memperluas pasar batik jumput Tahunan. Oleh karena itu kami coba mengolaborasikannya (batik jumput dengan batik tulis, red.)," katanya.

Upaya inovasi, kata dia, perlu dilakukan untuk memberikan ciri khas batik jumput di Tahunan dengan batik jumput yang telah banyak dikembangkan oleh para perajin batik di Indonesia.

"Yang mengembangkan batik jumput kan sudah banyak misalnya yang ada di Jawa Timur serta Jawa Tengah, dengan batik campuran

diharapkan ada ciri khas batik jumput Tahunan," katanya.

Mengingat proses pembuatannya yang lebih rumit, menurut dia, batik campuran dibanderol lebih mahal dari batik jumput biasa dengan harga mulai Rp500 ribu- Rp700 ribu per lembar.

Sementara untuk ragam kerajinan batik jumput yang secara rutin ia produksi antara lain mukena yang dijual dengan harga Rp250.000, syal Rp20.000-Rp80.000 , dompet batik Rp40.000, dan slayer Rp25.000, sedangkan kain batik dengan lebar dua meter dijual dengan harga Rp100 ribu hingga Rp350 ribu per lembar.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024