Yogyakarta (ANTARA) - Pameran Pesona Batik Jogja resmi dibuka pada Sabtu (11/10) di Mutiara Malioboro Concept Store Lantai 2, sebagai bagian dari perayaan Hari Batik Nasional sekaligus memperingati HUT ke-269 Kota Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan karya-karya batik dari berbagai UMKM lokal, mengusung tema kolaborasi antara budaya dan ekonomi kreatif.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan membuka pameran yang akan berlangsung hingga 21 Oktober tersebut dengan memotong pita, menandai dimulainya serangkaian acara yang menyemarakkan peringatan hari bersejarah tersebut. Dalam sambutannya, Wawan memberikan apresiasi terhadap peran aktif komunitas dan pelaku usaha kreatif Yogyakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya yang telah mendunia.
“Pameran ini diselenggarakan di tempat yang strategis, di jantung kota, sehingga menjadi ruang yang ideal untuk mempromosikan produk lokal UMKM Yogyakarta. Kami yakin kegiatan seperti ini dapat memperluas jaringan pasar dan mendorong ekspor produk batik lokal,” ujar Wawan.
Wawan juga mengungkapkan harapannya agar pameran ini dapat menjadi langkah awal dalam pembentukan hub perdagangan dan layanan UMKM di pusat kota, dan menegaskan bahwa pengembangan industri batik harus dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi yang kuat agar batik menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang berkelanjutan,” tambahnya.
Ia juga menekankan filosofi Segoro Amarto yang diusung dalam pameran ini, yang berarti “Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta.” Filosofi ini mencerminkan semangat kebersamaan yang menjadi dasar pembangunan ekonomi lokal melalui industri batik.
“Segoro Amarto bukan hanya slogan semata, tetapi sebagai wujud semangat gotong royong warga Yogyakarta. Batik adalah simbol persatuan dan kolaborasi, karena produksinya melibatkan berbagai pihak, mulai dari pengrajin hingga pelaku UMKM,” terang Wawan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY Robby Kusumaharta turut mengapresiasi penyelenggaraan pameran ini. Menurutnya, acara ini berhasil menggabungkan unsur budaya dan ekonomi secara harmonis.
“Pameran ini adalah bukti nyata bahwa kebudayaan, khususnya batik, bisa menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa. KADIN DIY mendukung penuh promosi batik Yogyakarta agar semakin dikenal di pasar nasional dan internasional,” ujar Robby.
Robby juga mengungkapkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, asosiasi, maupun sektor swasta, untuk keberlanjutan industri batik yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pameran Pesona Batik Jogja akan berlangsung hingga 21 Oktober 2025 dengan berbagai rangkaian acara menarik, antara lain fashion show, tarian anak, workshop dan demo membatik oleh komunitas Sekar Jagad pada 18 Oktober, serta Walking Tour Malioboro pada 19 Oktober 2025.
Pameran ini dapat dikunjungi setiap hari mulai pukul 10.00-22.00 WIB (Senin-Kamis) dan 09.00-22.00 WIB (Jumat-Minggu) di Mutiara Malioboro Concept Store Lantai 2. Pemerintah Yogyakarta berharap kegiatan ini dapat memperkuat citra kota sebagai Kota Batik Dunia dan meningkatkan apresiasi terhadap kreativitas pengrajin batik lokal.
