Jogja (Antara Jogja) - Kebugaran kondisi fisik atlet merupakan bagian terpenting dalam semua cabang olahraga terutama untuk mendukung aspek-aspek lain seperti teknik, taktik, dan mental, kata Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Tomoliyus.
"Kondisi fisik sangat menentukan untuk mendukung tugas atlet dalam pertandingan agar dapat tampil maksimal. Latihan kondisi fisik harus direncanakan secara baik, jelas, dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, hal itu penting karena prestasi olahraga nasional Indonesia pada dasawarsa terakhir berada dalam posisi yang memprihatinkan dan cenderung tertinggal dibandingkan dengan negara lain di dunia termasuk di kawasan Asia Tenggara.
"Hal itu dapat dilihat dari perolehan medali dan capaian peringkat kontingen Indonesia dalam `event` SEA Games, Asian Games maupun Olympic Games, yang masih jauh dari harapan," katanya.
Ia mengatakan faktor-faktor latihan olahraga untuk menuju ke prestasi tinggi digambarkan seperti piramida yang terdiri atas empat tingkatan dimulai dari tingkat dasar berupa latihan fisik, teknik, taktik hingga tingkat tertinggi berupa latihan mental.
"Latihan fisik merupakan faktor yang sangat penting sebagai fondasi untuk membangun teknik yang sempurna, strategi dan taktik yang tinggi, serta membangun faktor mental yang tangguh," katanya.
Menurut dia, fakta empiris menunjukkan bahwa hasil tes pada atlet Indonesia yang akan mengikuti suatu kompetisi sebagian besar tingkat kebugaran jasmaninya masih di bawah standar jika dibandingkan dengan atlet-atlet dari negara maju.
Pemain tim nasional sepak bola tingkat kebugaran jasmaninya khususnya komponen VO2 Max (kapasitas maksimal tubuh dalam menyalurkan dan menggunakan oksigen selama olahraga berintensitas tinggi) nilai tertinggi 60 mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min) sedangkan lainnya berada di bawah 60 ml/kg/min.
"Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata VO2 Max pemain klub sepak bola Eropa yakni di atas 70 ml/kg/min. Bahkan, Cristiano Ronaldo memiliki VO2 Max 75 ml/kg/min dan Neymar memiliki VO2 Max 73 ml/kg/min," katanya.
Ia mengatakan bukti lain menunjukkan bahwa kondisi fisik atlet daerah lebih rendah daripada atlet nasional.
Oleh karena itu dalam strategi latihan kondisi fisik memerlukan perencanaan yang baik, pelatih yang kompeten, sarana prasarana yang memadai, implementasi program latihan, budaya disiplin dan belajar-berlatih serta pemantauan dan penilaian proses latihan.
Menurut dia, untuk pencapaian prestasi yang optimal harus disadari pentingnya kondisi fisik atlet yang optimal sesuai dengan cabang olahraga karena kondisi fisik merupakan fondasi dari latihan teknik, taktik, dan mental.
"Untuk menjadi ahli pelatih kondisi fisik suatu cabang olahraga, seseorang terlebih dahulu harus menguasai pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga tersebut," kata Tomoliyus.
(B015)
