Sleman, (Antara Jogja) - Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta di kalangan para rohaniwan Katolik maupun Frater di seminari dikenal sebagai sosok yang teguh dalam mengemban misi pelayanan umat.
Romo Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan Yogyakarta Romo Joseph Kristanto Pr, Kamis, mengatakan almarhum Mgr Pujasumarta merupakan sosok pemimpin yang teguh dalam mengemban amanah pelayanan sebagai seorang pastur (romo).
"Bahkan sampai Romo Pujasumarta menjabat sebagai Uskup Agung Semarang, beliau menunjukkan pelayanan yang sangat luar biasa," katanya.
Ia mencontohkan, semangat hidup Mgr Pujasumarta dalam mengemban misi pelayanan tampak terasa pada upacara pentabisan imam pada 12 Oktober 2015.
"Beliau ke sini [Kentungan] diantar ambulans untuk menahbiskan satu imam. Meski kondisinya lemah, beliau bersikeras untuk datang menyaksikan tahbisan itu meski yang memberi tahbisan secara langsung adalah Uskup Ketapang," katanya.
Menurut dia, meski dalam kondisi sakit Mgr Pujasumarta masih bisa membacakan doa yang panjang di tengah napasnya yang mulai tersengal.
"Kami melihat itu sebagai bukti semangat Mgr Pujasumarta yang rela melawan sakitnya hanya untuk menyaksikan pertambahan satu pastor di Keuskupan Agung Semarang (KAS)," katanya.
Mgr Pujasumarta juga dikenal memiliki perhatian besar terhadap para seminaris baik di Seminari Tinggi Kentungan maupun di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang.
Frater Agustinus Kartono, Pr, seminaris Seminari Tinggi Kentungan tingkat satu mengaku masih teringat jelas ketika Mgr Pujasumarta dalam kondisi sakit masih mengendarai mobil menuju Seminari Tahun Orientasi Romawi (TOR) di Jangli, Semarang.
"Jarak sekitar enam kilometer. Setidaknya dalam kondisi sakit, Mgr Pujasumarta bisa minta tolong sopir. Kata beliau, tidak mau merepotkan orang lain," katanya.
Menurut dia, hal itu semata dilakukan Mgr Pujasumarta untuk dapat menjumpai para frater di TOR untuk memberikan pembekalan dan pendampingan untuk menjadi seorang pastor.
"Kedatangan jenazah Mgr Pujasumarta di Kapel Santo Paulus Seminari Tinggi Kentungan langsung disambut dan mendapat penghormatan ribuan umat yang datang dari Solo, Magelang, Boyolali," katanya.
Keuskupan Agung Semarang sendiri membawahi gereja Katolik di Jawa Tengah bagian timur dan juga DIY, sehingga jumlah umat yang begitu banyak membuat Seminari Tinggi Kentungan akan terus didatangi pelayat dalam dua hari ini.
Kamis malam usai dilaksanakan misa, akan dilakukan tuguran, dan baru pada Jumat pagi, Mgr Pujasumarta akan dimakamkan di komplek pemakaman para Romo Praja yang berada di belakang smeinari Kentungan.
"Sebelum pemakaman pukul 10.00 WIB akan dilakukan misa terakhir sekaligus penutupan peti," katanya.***4***
(V001)