Bantul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera menyosialisasikan kepada masyarakat di daerah itu mengenai bahaya melewati jembatan gantung di Pedukuhan Nambangan, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong.
"Nanti Pak Budi (Kepala Bidang Jalan Dinas Pekerjaan Umum Bantul) saya suruh untuk memberitahu warga, kita koordinasi seperti itu, maksudnya sosialisasi bahwa jembatan Nambangan itu berbahaya," kata Kepala Dinas PU Bantul, Heru Suhadi di Bantul, Jumat.
Kondisi jembatan gantung Nambangan yang menghubungkan Desa Seloharjo dan Srihardono itu sudah tidak layak karena tiang penyangga jembatan tinggal satu, namun oleh warga setempat masih dilewati bahkan jadi akses utama sebagian warga.
Bahkan, kata dia, jembatan Nambangan dengan panjang sekitar 200 meter dan lebar satu meter tersebut terkadang dimanfaatkan sebagian warga untuk berfoto diri sendiri atau `selfie` di atas jembatan, tanpa memperhatikan bahaya jia sewaktu-waktu tiang roboh.
"Saya lihat malah untuk foto-foto, itu kan berbahaya, makanya perlu ada sosialisasi ke warga sekitar utamanya, nanti yang diundang aparat desa dan kecamatan. Pokoknya kita jadwalkan dalam waktu dekat ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Jalan Dinas PU Bantul, Budi Sarjono mengatakan, pemkab melalui instansinya sudah pernah menutup jembatan gantung Nambangan untuk akses warga, karena tiang penyangga yang masih tersisa satu di sisi barat sudah bergeser.
"Itu dulu sudah pernah kita tutup, kita kasih papan penghalang di kedua ujung jembatan sebagai peringatan bahaya, tetapi dibuka oleh masyarakat dan digunakan lagi untuk jalan," katanya.
Budi mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah membangun jembatan dengan konstruksi yang lebih kuat di wilayah Soka Srihardono Pundong, supaya warga tidak lagi menggunakan jembatan gantung Nambangan yang ada di sebelah selatan jembatan baru tersebut.
"Kami juga pernah datang langsung ke desa, namun pihak desa juga tidak bisa memberikan solusi, dan dulu ketika dibangun jembatan Soka itu maksudnya supaya jembatan Nambang tidak digunakan, tetapi ya tetap saja dipakai," katanya.
KR-HRI