Jakarta (Antara) - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris Raya memperkuat kerja sama dalam mengatasi aktivitas pencurian ikan dengan mewujudkan investasi proyek teknologi satelit pengawas kawasan perairan nasional.
"Proyek kerja sama ini sudah berjalan sejak tahun 2016, dan sudah diluncurkan April 2017," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI Rifky Effendi Hardijanto saat menerima kunjungan Menteri Perdagangan Internasional Inggris Raya, Liam Fox di Kantor KKP Jakarta, Kamis.
Menurut Rifky, proyek tersebut bernilai sekitar delapan juta poundsterling yang antara lain terdiri dari pembangunan Satelit Maritim Internasional atau Inmarsat.
Sekjen KKP mengungkapkan proyek yang mengoptimalkan sistem pengawasan kapal ("Vessel Monitoring System"/VMS) itu juga membuat Indonesia menjadi salah satu negara perintis penggunaan teknologi dengan tingkat keterlacakan mutakhir.
Sistem itu, ujar dia, juga bakal digabungkan dengan beragam teknik pengambilan data lainnya seperti yang diperoleh dari radar serta pengawasan baik dari kapal patroli maupun armada pesawat terbang yang mengawasi kawasan perikanan di sejumlah daerah di Tanah Air.
Ia mengemukakan bahwa Proyek Inmarsat juga bertujuan antara lain untuk memastikan bahwa produk perikanan Indonesia semakin berkualitas sehingga juga bakal mendukung niat KKP untuk mendapatkan penurunan tarif bea masuk produk perikanan ke Eropa.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menenggelamkan 81 kapal pelaku pencurian ikan dengan cara diledakkan di 12 lokasi di Indonesia sekaligus, Sabtu (1/4).
Penenggelaman 81 kapal berbendera asing tersebut dikomandoi oleh Menteri Susi melalui "video conference" dari Desa Morela, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon.
Masing-masing lokasi penenggelaman, yakni Pos Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Aceh (tiga kapal), Stasiun PSDKP (tujuh kapal), Satker PSDKP Tarempa (10 kapal), Satker PSDKP Natuna yang dilaksanakan oleh Lanal Ranai (29 kapal), dan Satker PSDKP Tarakan yang dilakukan oleh Polair setempat (enam kapal).
Kemudian Polair Polda Bali (satu kapal), Pangkalan PSDKP Bitung (sembilan kapal), Lanal Ternate (empat kapal), Satker PSDKP Merauke (satu kapal), Lantamal XIV Sorong (satu kapal), Satker PSDKP Pontianak (delapan kapal), dan Morela yang dilaksanakan oleh Lantamal IX Ambon (dua kapal).
Dari 81 kapal ikan pelaku pencurian ikan yang ditenggelamkan, hanya enam kapal yang berbendera Indonesia, sedangkan 75 kapal lainnya berbendera asing, yakni Vietnam sebanyak 46 kapal, Filipina 18 kapal dan Malaysia 11 kapal.
Kapal-kapal tersebut ditangkap saat melakukan tindak pidana perikanan dan lainnya terkait perikanan oleh berbagai unsur Satgas 115, seperti TNI AL, Polair Baharkam, Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan.***1***(M040)