Pembangunan kawasan pantai sebabkan habitat kera tergeser

id kera ekor panjang

Pembangunan kawasan pantai sebabkan habitat kera tergeser

monyet di jual di pasar hewan (Foto Antara/Emma)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Semakin banyaknya pembangunan di kawasan pantai di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebabkan habitat kera ekor panjang semakin tergeser, sehingga kawanan kera menyerbu permukiman, kata Kepala Resor Suaka Marga Satwa Paliyan Widodo.

"Di sepanjang pantai selatan itu habitat asli monyet kera ekor panjang, tetapi saat ini karena perkembangan pariwisata membuat mereka pindah ke sisi utara yang banyak pemukiman," kata Widodo di Gunung Kidul, Rabu.

Selain pembangunan di kawasan pesisir, menurut dia, dibukanya jalur jalan lingkar selatan (JJLS) juga memicu semakin terdesaknya habitat kera ekor panjang tesebut.

"Puluhan hektare yang dulunya hutan sudah beralih fungsi selain untuk resor dan hotel juga untuk pembukaan lahan pertanian," katanya.

Widodo menilai, habitat hewan dengan nama latin macaca fascicularis ini terjaga, maka tidak akan sampai ke permukiman warga atau merusak lahan pertanian.

Dia mencontohkan kera yang ada di Kawasan Suaka Marga Satwa Paliyan, jarang yang masuk ke permukiman warga.

"Di sini masih terjaga karena ada tanaman buah. Meski ada yang masuk ke lahan pertanian tetapi tidak sering," katanya.

Dia berharap masyarakat dan pemerintah tetap menjaga ekosistem kawasan hutan. Sehingga bisa hidup berdampingan dengan hewan yang dilindungi ini.

"Semoga tidak ada yang merusak hutan, sehingga kelestarian tidak hanya hewan tetapi sumber mata air bisa terjaga," katanya.

Sebelumnya dari perbukitan dan gua di sekitar Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus masuk ke permukiman warga. Hewan yang masuk kategori dilindungi itu mengambil makanan baik dari rumah ataupun lahan pertanian warga.

Salah seorang warga, Paijan mengatakan kawanan kera ekor panjang tersebut memakan dan merusak hasil tani milik penduduk dan kawasan penduduk.

"Pisang, ketela, jagung, dan kacang tanaman milik kami rusak akibat banyaknya kera yang turun dari kawasan perbukitan," katanya.

Dikatakannya, tidak hanya menyerang tanaman, kawanan kera ini juga menyerang permukiman. Makanan dalam bentuk apapun yang tidak disimpan di dalam rumah selalu diambil.

"Makanan di rumah kalau tidak dimasukkan dalam lemari habis dimakan," katanya.

(KR-STR)